SUKI~ Ketika Kamu di Cintai Seseorang~Bagian 2 : Pernyataan~

SUKI~ When You Are In Love Someone
Story by : AHMAD SAIFUDIN

----Last Month Story----
(sesampainya di taman)
"eh dah sampe, mau duduk di sebelah mana?" Ardy bertanya ke Putri.
"terserah kamu deh," jawab Putri.
"terserah mulu Put, ya udah di bawah pohon sana aja" Ardy menunjuk bangku di bawah pohon di taman tersebut.
"heh....." Putri tiba-tiba berseru.
"kenapa Put?"
"hmmm.... udah lama jg ya kita ga nyantai kesini, SMP terakhir kali ya...."
"lah.... baru sadar Put"
"ga, aku ngerasa tenang aja kalo ke sini, entah kenapa..."
"heh.... gitu ya,"
"ya gitu, btw kamu kenapa ngajak aku kesini tiba-tiba?"
"akhirnya nanya juga...."
"emang aku dari tadi ga nannya ya?"
"dari tadi ngomong terserah mulu...."
"oh gitu, sorry kalo gitu Ar,"
"gak apa kok,"
"btw, jadi mau ngomong Apa?"
"Aku-------"




~Bagian 2 : Pernyataan~

"Aku bodoh ya Put..." kata Ardy.
"Eh...?  kok tiba-tiba ngomong gitu?" Jawab Putri kaget seraya bertanya..
"Iya, kamu pernah gak merasa bodoh ketika kamu harusnya mengatakan yg harus kamu katakan tapi kamu gak penah bisa mengatakannnya..." lanjut Ardy.
"Maksudnya?" Putri semakin bingung.
"Aku cuma merasa harusnya aku bilang sejak dulu, karena Aku sendiri emang bodoh jadi aku gak pernah bisa bilang itu, hal yang dari dulu aku pengen bilang tapi cuma karena takut akan banyak hal bikin aku gak pernah bisa mengatakannya..." Ardy berkata dengan nada santai.
"Tunggu Ar, aku makin---" Putri beluum menyelesaikan perkataannya tiba-tiba Ardy memotong seraya mengatakan....
"Aku suka sama kamu...." Kata Ardy sambil menatap Putri.
"Eh...?"Putri menoleh ke arah Ardy dan melihat tatapan Ardy sambil kebingungan.
"Ya, itu yang aku pengen biang ke kamu, bahkan sejak pertama kali kita ketemu di sini waktu pertama kali masuk SMP..." Lanjut Ardy seraya terus menatap Putri.
"Tap----" Putri belum selesai bicara Ardy kembali memotong.
"Aku suka sama kamu... itu kata yang dari dulu aku pengen bilang..." Potong Ardy, lalu berkata... "Aku tau aku cuma punya 10% jawaban 'ya' dari kamu, karena itu aku gak mau kamu bilang 'aku gak bisa' jadi aku gak pengen kamu kasi jawaban sekarang sampai jawaban kamu 'ya' nanti" kata Ardy.
"Loh kok gitu?" Putri semakin bingung dengan perkataan Ardy.
"Ya, aku egois ya? aku ga minta jawaban dari kamu Put, udah bisa bilang aja udah bikin aku lega, yg aku bilang tadi bukan berarti aku mau menghalangi jalan cinta kamu... kamu boleh dekat atau pacaran dengan siapa tanpa harus bepikir apa yg udah aku katakan, aku cuma merasa akan sangat sakit kalau dapet penolakan dari kamu, jadi kalo kamu gak bisa jangan kasi aku jawaban 'gak' sampai kapanpun" jelas Ardy.
"Tapi Ar..." jawab Putri dengan nada pelan.
"oh ya, jangan pernah merasa kalo kamu ngegantungin aku, karena apa yang aku bilang tadi udah bikin aku lega, aku jg gak meminta balesan dari kamu, jadi jangan di pikirin ya, btw aku pengen kita bisa temenan kyk biasanya walaupun setelah apa yg aku bilang ke kamu tadi, bisa kan?" Tanya Ardy.
"Soal itu aku gak yakin deh Ar, soalnya Vio---" Kata putri yg kebali di potong oleh Ardy.
"Vio suka sama aku?" Potong Ardy.
"Eh? jad kamu udah tau Ar?" Jawab Putri kaget.
"Ya, aku udah tau sejak lama kok..." Sahut Ardy.
"Jadi kenapa kamu gak coba bialng ke dia?" Kata Putri.
"Aku gak bisa bilang cinta ke orang yg gak aku cinta, kamu tau itu kan Put..." Lanjut Ardy " Lagipula ada orang yang lebih baik untuk Vio di banding aku..." Kata Ardy.
"heh?" Jawab Putri semakin bingung.
"Kamu yg pertama yg mungkin akan jadi yg terakhir...." Ardy berkata dengan nada lembut sembari menatap Putri, Putri hanya bisa diam dengan perkataan itu, lalu Ardy melanjutkan perkataannya... "Oy, udah diem mulu, udah mau sore balik yuk nanti pulangnya kesorean lagi...." tuntas Ardy.
"emmm... ya" Jawab Putri dengan agak gugup.
(di sepanjang perjalanan pulang Putri hanya terdiam karena bingung untuk bersikap, sementara Ardy terlihat tenang dan tidak mencoba mengajak bicara Puti)
"yak, pisah di sini yak..." Kata Ardy sesampainya di persimpangan jalan.
"Emm..." jawab Putri sembari menganganguk.
"ya.... sampai ketemu besok ya, bye..." Ardy berjalan sambil melambaikan tangan ke Putri, sementera Putri hanya tersenyum dan terus berjalan.

(keesokan harinya pada jalan menuju sekolah)
"Oy, Ar!" panggil Riki yang melihat Ardy.
"Apaan? oy oy..." sahut Ardy.
"Gimana?" tanya Riki.
"Gimana Apaan?" Ardy balik bertanya.
"Iya apalagi kalo bukan soal Putri, gimana?" jelas Riki dan kembai bertanya.
"ya, ga gimana-gimana..." jawab Ardy.
"ga gimana-gimana, gimana? jadi lo keterima gak?" Riki kembali bertanya.
"engga!" jawab Ardy singkat.
"ehhh? beneran Ar?" Riki kembali bertanya.
"Ah, kepo lo, intinya gw ga minta jawaban ke Putri, gw cuma pengen nyatain perasaan gw aja, udah gitu doang..." jelas Ardy.
"Ehh... Tapi kan lo---" belom selesai Ardy bicara, terdengar suara Putri menanggil.
"Riki! Ardy!" teriak Putri.
"oy, Putri tah gwa kira siapa teriak-teriak..." kata Riki.
"Eh, halo Put..." sapa Ardy tiba-tiba.
"Emm..." Putri menganggung, saat itu suasananya menjadi canggung.
"Eh, kemana Vio?" tanya Riki ke Putri.
"oh, Vio tadi balik lagi, katanya ada buku yg ketinggalan..." jelas Putri.
"Oh...." sahut Riki.
"Kenapa Rik? kangen ya?" goda Putri.
"Apaan sih lo, gak lah. kan gak biasanya aja, biasanya kan nempel bareng lu terus" sahut Riki.
"nempel, perangko kali ah..." celetuk Ardy.
"btw, tadi pada ngomongin apaan, seru banget kayaknya?" tanya Putri.
"bukan apa-apa kok, tadi Riki nanya PR math, dia belom ngerjain katanya..." jawab Ardy.
"EHHH!!! Hari ini math ada PR tah???" Riki kaget.
"Tuh liat kan...." kata Ardy.
"hmm... beneran ngomongin PR?" tanya Putri ragu.
"udah ah, gak perlu di bahas jg..." Ardy mencoba menghindar.
"Ar, pinjem buku lo Ar, please..." Pinta Riki.
"Gak!" Jawab Ardy singkat.
"please Ar!!! Put, punya lo deh..." Riki meminta buku PR Putri.
"Ehh... ga boleh, salah sendiri gak ngerjain..." tolak Putri.
"halah.... gini banget jadi orang bego..." keluh Riki.
"lah tu  ngaku..." celetuk Ardy.
"kampret lo..." jawab Riki kesal.

(Jam istirahat sekolah, di luar kelas)
"Ehhh.... gimana rasanya olahraga tadi?" Ejek Ardy yang terkena hukuman.
"Kampret..." Jawab Riki kesal.
"Salah sendiri, punya PR gak di kerjain...." Sahut Vio.
"Diem ae lo..." Jawab Riki.
"Gapapa Rik, itu itung ngurusin badan... hahhaa..." Ejek Putri.
"Udah jangan di bahan, btw kantin yok Ar, aus gw ni..." Ajak Riki.
"Ayo, kasian tar pingsan ga ada yang ngurusin..." Ardy kembali mengejek Riki.
"Kampret lo..." Cetus Riki.
"Eh, Putri ama Vio mau ikutan?" Ajak Ardy.
"Hm, duluan aja deh, aku mau ngajak Vio ke taman dulu, aku jg bawa cemilan..." Jawab Putri.
"Heehhhh..." Violla bingung.
"Ehh, cemilan bagi dong..." Pinta Riki.
"Halah, ayo ke kantin, minta mulu..." Jawab Ardy sambil menarik Riki.
"Ehhh... Ehhh... Ehhh..." Kata Riki.
"Duluan ya..." Ardy sembari melambai tangan.
"Emm..." Jawab Putri sembari mengangguk.
(Ardy dan Riki berjalan menuju kantin)

(Putri dan Violla masih di depan kelas)
"Yuk Vi," Ajak Putri menuju ke Taman.
"Ntar Put, kalo mau ngobrol di kelas aja yuk, daripada di Taman males jalan..." Tolak Violla.
"Oh, yaudah..." Jawab Putri, Putri dan Violla pun kembali masuk ke kelas dan duduk di salah satu bangku kelas.
"Jadi, mau cerita apa?" Tanya Violla.
"Duh, gw bingung mau mulai dari mana..." Kata Putri.
"Lah, kayak sama siapa aja lo, dari mana aja boleh..." JawabViolla.
"Emm..." Putri agak sedikit bingung memulai pembicaraannya.
"Yaudah, langsung intinya aja biar cepet..." Kata Violla.
"Ehh... iya, tapi sebelumnya, apapun yg gw omongin jangan marah ya..." Pinta Putri.
"Ehh... gini banget, mau ngomongin apaan sih, jadi penasaran gw..." Jawab Viollayg tampak sedikit kebingungan.
"Emmm,,, Anu,,, Ardy nyatain peraannya ke gw..." Kata Putri sedikit terbatah-batah.
"Ehhhh...." Seru Violla sedikit kaget.
"Emmm.... Sorry..." Putri meminta maaf.
"Hmmm.... ga perlu minta maaf sih, ga ada yang salah jg, gw cuma sedikit kaget aja kalo Ardy beneran nyatain perasaannya ke lo...." Jawab Violla
"Gw cuma sedikit gak enak aja dengan situasi sekarang ini...." Keluh Putri.
"So, jawaban lo apa?" Tanya Violla.
"Hmmm... soal itu, dia bilang gak mau jawaban sampai ada jawaban 'ya' dari gw" Jelas Putri.
"Ehhh...." Seru Violla dengan nada panjang.
"Kenapa Vi?" Tanya Putri.
"Keren ya Ardy..." Jawab Violla.
"Kok gitu?" Putri kembali bertanya dengan sedikit bingung.
"Dia bilang ga mau jawaban 'Gak' sampai ada jawaban  'Ya', kan?" Jelas Violla.
"Ya, kira-kira gitu..." Jawab Putri.
"Lo tau gak apa maksudnya...?" Tanya Violla.
"Dia mau aku jawab 'Ya' kan?" Tanya Putri balik.
"Hmmm... lo belum tau ya maksudnya...." Kata Violla.
"Heh?" Putri semakin bingung.
"Ardy bilang dia gak mau jawaban 'Gak' sebelum ada jawaban 'Ya' kan?" Tanya Violla.
"Ya," Jawab Putri singkat.
"Itu artinya dia yakin suatu saat dia bakal dapet jawaban 'Ya' dari lo, entah itu besok, lusa, ataupun kapanpun itu..." Jelas Violla.
"Heeehhh" Putri sedikit kaget.
"Ardy yakin kalo suatu saat lo bakal suka sama dia, makannya dia cuma pengen jawaban 'Ya' dari lo..." Kata Violla yg matanya mulai memerah.
"Lo gapapa kan Vi,,," Tanya Putri yang melihat mata Violla yg seperti mau menangis.
"Emmm, gapapa kok, oh ya gw lupa gw mau pinjam buku ke perpus, duluan ya keburu waktu istirahat abis" Violla tiba-tiba langsung pergi meninggalkan Violla.
"Vi,,," Panggil Putri yg sedikit meraa bersalah.
(Putri tetap di kelas dengan sedikit kebingungan denganapa  yg terjadi saat itu)

(Dalam perjalanan menuju kelas)
"Ar, maksud lo gak minta jawaban itu apa?" Tanya Riki ke Ardy.
"Masih bahas soal itu?" Keluh Ardy.
"Iya, lah..." Jawab Riki.
"Intinya sih gw cuma mau jawaban 'Ya' dari Putri, udah gitu doang... Puas?" Terang Ardy.
"Hehhh, Artinya lo bakalan nungguin jawaban 'Ya' dari Putri sampai kapanpun?" Jawab Riki keras.
"Ya kira-kira gitu..." Jawab Ardy singkat.

(Ardy dan Riki tiba di kelas dan bertemu Putri)
"Lah katanya mau ke taman," Tanya Riki.
"Eh, udah balik ceper banget?" Tanya Putri balik.
"Ya lah, kita cuma beli minuman..." Jelas Riki.
"Eh, Violla kemana?" Tanya Ardy.
"Oh, tadi abis gw cerita tiba-tiba aja pergi..."  Jelas Putri sedikit gugup.
"Emang lo cerita apaan?" Tanya Rki.
"Ehh, bukan apa-apa kok..." Putri coba menghindar.
"Emmm... gitu..." Jawab Ardy, lalu melihat Riki seolah memberi kode untuk menyusul Violla.
"Oh... kalo gitu gw ke toilet dulu ya," Kata Riki sambil mengambil tisu.
"Bawa tisu segala?" Tanya Putri.
"Eh, jangan-jangan lo mau..... ini sekolah lo Rik..." Ejek Ardy.
"Kampret lo Ar, gak lah, ya udah gw duluan yak...." Kata Ardy yang langsung meninggalkan Putri dan Ardy.
"Eh kenapa dia?" Tanya Putri.
"Tau deh," Ardy puraa-pura tidak tau.

(Di bangku, taman belakan sekolah)
"Tisu?" Tawar Riki dari belakang bangku.
"Ehhh...?" Violla kaget.
"Nih mau gak?" Kata Riki.
"Lo kok bisa tau gw di sini..." Tanya Violla.
"Lah, pede bener, gw kebetulan lewat aja..." Riki ngeles.
"lah, terus ngapain lo ada di sini?" Violla kembali bertanya.
"Terserah gw dong mau ngapain..." Jawab Riki.
"Terserah lo dah..." Kata Vio kesal.
"Gw boleh duduk gak?" Tanya Riki.
"Duduk aja bukan bangku gw jg..." Jawab Violla.
"Yaelah, nih tisunya...." Tawar Riki, Violla pun mengambil Tisunya tanpa berkata. "Jadi lo, kenapa, gak di kasi jajan emak?" Lanjut Riki dengan candaan.
"Apasih..." Kata Vio dengan nada sediki kesal.
"Kalo lo mau cerita, gw siap denger kok, walaupun gw belom pasti ngerti, haha..." Kata Riki.
"heh? lo sakit ya Rik?" Violla bingung.
"Sehat gini, beneran kalo mau cerita, gw siap dengerin..." Kata Riki kali ini dengan nada sedikit serius.
"Kenapa gw harus cerita ke lo?" cetus Violla.
"Daripada lo pendem sediri kan..." Sahut Riki. "lo tau gak, ada banyak hal yg gak bisa sampein sampe saat ini, kadang gw bingung cari solusinya, kaena itu gw sering tanya ke Ardy, walau gak sepenuhnya bisa gw lakuin, tapi beban itu bisa sedikit berkurang..." Lanjut Riki.
"Gw boleh tanya sesuatu ke lo gak Rik..." Tanya Violla yg mulai mau bercerita.
"Boleh aja," Jawab Riki.
"Ketika orang yg lo suka nyatain perasaain ke temen lo, sikap apa yg lo ambil?" Tanya Violla dengan nada serius.
"Hajar aja temen lo..." jawab Riki.
"Kan jawabannya... " Keluh Violla.
"Gak, gak, bercanda dong,..." kata Riki... "Kalau gw ngalamin kek gitu, gw bakal dukung orang yg gw suka, walaupun sakit rasanya, tapi ketika gw liat orang yang gw suka bahagia itu lebih baik daripada harus memaksa apa yg gw inginkan..." lanjut Riki dengan nada serius.
"Heehhhh..." Kata Violla dengan nada panjang.
"Kayaknya kita lagi ngerasain hal yg sama deh..." Kata Riki.
"Eh?" Violla bingung.
"Ya, gw ngerasain rasa sakitya ketika orang yg lo suka nangis buat orang lain..." Kata Riki sembari menatap Violla.
"Eh? Maksunya?" Violla bertanya dengan agak sedikit kebingungan.
"Bukan apa-apa kok, yuk balik ke kelas, tar keburu masuk...." Ajak Riki.
"Emm... duluan aja, gw mau di sini sebentar lagi..." Jawab Violla.
"Beneran, tar di sini gak balik-bali lagi..." Kata Riki.
"Gak lah, duluan aja, nanti ge nyusul..." Jawab Violla.
"Ya udah kalo gitu, gw duluan ya..." Kata Riki yang langsung berjalan menuju kelas.
"Rik!" Panggil Violla, saat Riki belum berjalan cukup jauh.
"Ya," Jawab Riki.
"Makasih..." Kata Violla.
(Riki hanya tersenyum ke Violla mendengar kata itu dan langsung kembali berjalan menuju kelas.)

(Jam sekolah pun selesai, seperti biasa , Putri, Ardy, Violla, dan Riki pun pulang bersama, namun suasananya sedikin canggung saat itu, sesampainya di depan pintu gerbang sekolah)
"Anu... Putri ama Riki pulang duluan aja..." Ardy memulai pembicaraan.
"Eh, kenapa?" Tanya Putri.
"Aku mau ngobrol bentar bareng Violla..." Kata Ardy.
"Eh...?" Kata Violla, Putri, dan Riki kaget.
"Ngomongin apaan?" Tanya Riki.
"Mau tau aja lo..." Cetus Ardy.
"Ya udah, Aku ama Riki duluan ya..." Kata Putri.
"Ok..." Jawab Ardy, Riki dan Putri pun pergi meningggalkan Ardy dan Violla.

"Yuk," Ajak Ardy.
"Kemana?" Tanya Violla bingung.
"Kafe biasa kita nyatai aja kali, mumpung deket sekolah..." Jelas Ardy.
(tanpa berkata, Violla pun langsung mengikuti kata Ardy)

(sesampainya di cafe dan mereka duduk di bangku kafe)
"Jadi, mau ngomong apa?" Tanya Violla.
"Etdahh, buru-buru banget, pesen minum dulu ngapa..." Jawab Ardy.
"Oh, iya,,," Kata Violla.
"Mbak!" Ardy memanggil pelayan Cafe... "Jus buah naga 1, sama, lo apa Vi?" Tanya Riki.
"Jus mangga..." Jawab Violla.
"Jus Buah Naga ama Mangga 1 mbak." Pesan Ardy.
"Jus Mangga dengan Buah Naga 1 ya mas, itu aja?" Kata pelayan Kafe.
"Itu aja mbak," Jawab Ardy.
"Ya, silahkan tunggu sebentar ya mas..." Kata pelayan Kafe.

"Jadi mau ngomongin apa Ar?" Violla kembali bertanya.
"Buru-buru banget kayaknya Vi..." Jawab Ardy.
"Gak gitu, takutnya kesorean nanti pulangnya..." Jelas Violla.
"Gini, tadi istirahat kamu kemana aja?" Tanya Ardy.
"Oh, tadi aku ke perpus, minjem buku..." Bohong Violla.
"Oh..." Jawab Ardy.
"Itu doang?" Cetus Violla.
"Eh, bukan ada yg mau aku tanyain..." Kata Ardy.
"Apa tu?" Tanya Violla.
"Aku------"




Segitu dulu Chapter 2-nya, seperti biasa, Chater 3 keluar bulan depan, bisa lebih cepat atau bahkan lebih lambat, tergantung mood nulis, Btw Thanks for Read this Capter!!!!

Comments