SUKI~ When You Are In Love Someone
Story by : AHMAD SAIFUDIN
----Last Month Story----
"Jadi mau ngomongin apa Ar?" Violla kembali bertanya.
"Buru-buru banget kayaknya Vi..." Jawab Ardy.
"Gak gitu, takutnya kesorean nanti pulangnya..." Jelas Violla.
"Gini, tadi istirahat kamu kemana aja?" Tanya Ardy.
"Oh, tadi aku ke perpus, minjem buku..." Bohong Violla.
"Oh..." Jawab Ardy.
"Itu doang?" Cetus Violla.
"Eh, bukan ada yg mau aku tanyain..." Kata Ardy.
"Apa tu?" Tanya Violla.
"Aku------"
~Bagian 3 : Pertemuan~
"Aku mau tanya sesuatu, boleh?" Pinta Ardyn ke Violla.
"Em, boleh aja lah, nanya soal apa?" Tanya Violla.
"Vi,,,," Panggil Ardy dengan nada pelan.
"Em...." Sahut Violla.
"Aku pengen tau gimana perasaan kamu ke aku?" Tanya Ardy tiba-tiba, Ardy terlhat santai menyampaikannnya.
"Eh...?" Seru Violla sedikit kaget dengan perkataan Ardy barusan.
"Bilang aja sejujurnya, aku pengen tau perasaan kamu ke aku sebenernya gimana..." Seru Ardy.
"Eh, kenapa tiba-tiba gini..." Keluh Violla.
"Tiba-tiba?" Ardy sedikit bingung, "Aku ga berpikir ini tiba-tiba setelah banyak hal yg terjadi akhir-akhir ini..." Sambung Ardy.
"Ga tiba-tiba? Setelah kamu nyatain perasaan kamu ke Putri, sekarang tiba-tiba kamu nanya ini ke aku, ga tiba-tiba...." Seru Violla dengan nada agak kesal.
"Heeeh.... Kamu kok bisa tau ya Vi aku nyatain peraaan aku ke Putri, kapan Putri cerita? Istirahat tadi?" Tanya Ardy yang masih terliat santai.
"Eh,,,, itu... bukan...." Violla sedikit gugup dengan pertanyaan Ardy.
"Aku penasaran, buku apa yg kamu pinjem ya, soalnya pas balik ke kelas kamu gak bawa buku,,," Seru Ardy yg membuat bingung Violla.
"Eh... itu... anu.... bukunya...." Violla masih terihat bingung menjawab pertanya Ardy.
"Ah.... Aku selalu berpikir setelah itu, 'Aku melakukan hal yang salah kah' selalu terlintas di pikiran aku..." Ardy berkata dengan santai dan lembut.
"Eh....?" Violla terdiam mendengar perkataan itu.
"Aku pikir kenapa aku membuat temen aku----" belum selesai Ardy bicara, Violla tiba-tiba berkata....
"Suka sama kamu..." Potong Violla.
"Heh...." Seru Ardy dengan nada panjang.
"Aku selalulu suka ama kamu, sejak awal kita masuk SMA, sejak kamu pertama kali nyapa aku, aku gak bisa ngeupain hal itu...." Violla berkata dengan mata yang sedikit memerah... "Tapi kenapa harus temen deket aku sendiri, kenapa...." Lanjut Violla seperti hendak menangis.
"Aku seneng kamu jujur hari ini...." Kata Ardy dengan nada santai sembari menatap mata Violla.
"Heh..." Seru Violla.
"Tapi ya, buat saat ini, aku ga bisa menyukai kamu lebih dari temen..." Kata Ardy.
"Aku tau kok..." Sahut Violla.
"Tapi, aku ga bisa bilang jg suatu saat nanti aku ga bakal mencintai kamu,saat ini aku anggap kamu sebatas temen, tapi besok, tahun depan, atau tahun-tahun berikutnya.... aku ga tau bakal seperti apa" Jelas Ardy ke Violla dengan nada pelan sembari menatap mata Violla. Violla Hanya bisa diam saat itu, "Bukan berarti aku memberi kamu sebuah harapan yang palsu, tapi gak adal yg tahu selanjutnya seperti apa,,," Sambung Ardy.
"Kamu selalu gitu ya Ar, gak mau menjawab dengan jawaban pasti...." Jawab Violla.
"Vi, kamu ga menyadari sesuatu..." Tanya Ardy.
"Menyadari? Maksud kamu Ar?" Tanya Violla.
"Menyadari orang yg selalu ada di dekat kamu di saat kamu terpuruk, selalu tertawa bareng kamu di saat bahagia, selalu ada kapanpun saat kamu butuh..." Jawab Ardy.
"Heh...?" Violla terlihat bingung dengan perkataan Ardy.
"Mungkin orang seperti itu lebih pantes buat kamu di banding aku, kamu ga menyadarinya?" Ardy kembali bertanya.
"Eh...?" Violla tidak mengerti dengan apa yg di maksud Ardy.
"Ah, mungkin sekarang kamu belum mengerti, tapi aku yakin suatu saat kamu pasti akan mengerti...." Ardy berkata dan kemudian tersenyum ke Violla, "Eh, btw udah mau Sore, pulang yuk" Ardy mengakhiri obrolan itu.
"Eh, udah mau pulang?" Tanya Violla bingung.
"Kalo kamu mau nginep aku pulang duluan..." Canda Ardy.
"Eh... ga lah..." Sahut Violla.
(Ardy pun membayar ke kasir, kemudian mereka bergegas pulang)
(Malam harinya, di kamar Violla, Violla sedang menelfon Putri)
"Halo..." Jawab Putri yg di telfon Violla.
"Iya Halo Put, gue ganggu gak?" Tanya Violla.
"Oh, gak kok, gue malah seneng lo nelfon gw hari ini..." Jawab Violla dengan nada semangat.
"Oh, syukurlah..." Kata Violla lega.
"Oh ya, tumben nelfon jam segini, ada apa?" Tanya Putri.
"Anu, gue mau minta maaf soal tadi..." Kata Violla.
"Eh, buat apa.?" Putri sedikit bingung.
"Solanya tadi gue pas istirahat tiba-tiba pergi gitu aja..." Jelas Violla.
"Oh itu, gapapa kok, harusnya gue yg minta maaf karena tiba-tiba cerita soal itu di waktu yg ga tepat..." Kata Putri.
"Gak kok, gue seneng lo langsung cerita, karena kalo nunggu waktu yang tepat, gue gak yakin ga akan ada hari itu..." Jelas Violla.
"Hmm... oh ya tadi sama Ardy kemana aja?" Tanya Putri.
"Eh? Pengen tau aja..." Seru Violla dengan nada marah.
"Eh, sorry, sorry jangan marah dong...." Putri menjawab dengan sedikit panik.
"Hahaha... gak kok becanda, tadi dia ngajakin minum di kafe biasa..." Jawab Violla.
"Hah, kampret gue kira lo marah, wah jadi Ardy deketin lo nih..." Tanya Putri dengan nada seperti menggoda.
"Eh! bukan-bukan, dia cuma pengen jelasin sesuatu, hm mungkin gitu lah..." Terang Violla.
"Jelasin sesuatu?" Tanya Putri bingung.
"Udah lah, besok gue ceritain, udah malem jg gak cukup waktunya kalo di ceritain di telfon..." Jawab Violla.
"Oh gitu, jadi penasaran gue..." Kata Puutri.
"Udah lah, gue ngantuk, bye!" Kata Violla menutup pembicaraan.
"Heh... ok bye, sampai ketemu besok..." Jawab Putri.
"Ok." Sahut Violla kemudian menutup telfon.
(Di rumah Ardy, Riki sedang bermain game bersama Ardy)
"Eh, lo tadi ngomongin apaan ama Violla?" Tanya Ardy.
"Fokus, fokus..." Jawab Ardy yg menyuruh Riki fokus bermain game.
"Ah kampret lo, gue penasaran kampret." Cetus Riki.
"Awas kalo gak fokus gw gol-in tar..." Remeh Ardy ke Riki.
"Eh... shit!" Seru Ardy yang kesal.
"Tuh kan gol, apa gue bilang fokus, fokus...." Ejek Ardy.
"Jadi?" Seru Riki.
"Jadi apaan?" Tanya Ardy.
"Lo ngomongin apaan ama Violla?" Riki menjelaskan maksudnya.
"Oh, gue maksa Violla nembak gue..." Jawab Ardy dengan nada santai sembari memberhentikan game.
"Hah?!" Seru Riki dengan nada keras.
"Oy, biasa aja dong..." Kata Ardy.
"Lo maksa dia nembak lo? kampret lo..." Seru Riki dengan nada kesal.
"Wizzzz santai mas, percaya wae...." Kata Ardy sambil tersenyum mengejek Riki.
"Hah!" Seru Riki.
"Gue masih waras kali, ya kali gue maksa Violla nembak gue, bunuh diri namanya kalo gue gitu..." Jelas Ardy.
"Kampret. Jadi gimana?" Tanya Riki dengan nada sedikit kesal.
"Kudu banget gue jelasin nih..." Kata Ardy dengan nada malas.
"Harus lah." Jawab Riki singkat.
"Gw nanyain perasaan dia sebenernya ke gue gimana..." Jelas Ardy.
"Walaupun lo udah tau jawabannya?" Tanya Riki.
''Ya." Jawab Ardy singkat.
"Jadi apa kata Violla?" Tanya Riki kembali.
"Seperti yang kita kira, dia beneran suka ke gue...." Jawab Ardy.
"Jadi jawaban lo gimana?" Riki terus bertanya.
"Udah, tenang aja, gw salut dia bisa jujur, semuanya baik-baik aja, gak ada yg perlu di khawatirin..." Jawab Ardy santai.
"Hah! Apanya yang gak perlu di khawatirin...." Cetus Riki.
"Santai aja kali Rik, yang jelas dia cepat atau lambat bakal tau kondisi rumit saat ini, yang lo perlu lakuin adalah lakuin apa yg selama ini lo lakuin, dengan begitu semua udah di jalur yang benar..." Terang Ardy.
"Kampret, gue gak terlalu mengerti apa yang udah terjadi sebenernya sih, tapi kalo itu lo, gue percaya." Kata Riki.
"Udah, lanjut aja..." Ardy mengajak Riki untuk melanjutkan bermain game.
"Ok. kali ini gw bakal menang." Jawab Riki.
(Keesokan Harinya, Jam istirahat sekolah)
"Duluan aja, aku sama Violla mau ke taman, lagian aku bawa jajan lagi nih..." Kata Putri ke Ardy yang mengajak Putri dan Violla ke kantin.
"Oh, gitu, yaudah aku sama Riki duluan ya, bye." Jawab Ardy.
"Em..." Sahut Putri.
(Di bagku taman sekolah)
"Jadi, gimana? lo ngomongin apa sama Ardy kemaren?" Tanya Putri ke Violla.
"Hmmm.... gue ga ngerti apa yang di pikiran Ardy sebenernya...." Kata Violla.
"Heh? Kok gitu, emang dia ngomong apaan sih?" Putri kembali bertanya.
"Gini, dia nanyain perasaan gue ke dia yang sejujurnya gimana...." Jelas Violla.
"Hah?!" Putri sedikit kaget dengan perkataan Violla.
"Biasa aja kali," Sahut Violla.
"Gak, soalnya beberapa hari lalu dia baru nyatain perasaannya ke gue, terus beberapa hari kemudian dia nanyain perasaan lo ke dia, maksudnya apa coba..." Kata Putri yang sedikit agak bingung.
"Gue juga gak ngerti apa maksudnya, yang jelas gue yakin dia gak bermaksud buruk soal itu..." Jelas Violla membela Ardy.
"Kok lo seyakin itu sih Vi...." Putri sedikit bingung.
"Hmmm.... lo udah berapa lama sih temenan sama Ardy, gue yakin dia selalu punya alasan kuat sebelum ngelakuin sesuatu..." Terang Violla.
"Oh, bener juga ya, gue gak sadar soal itu,,,," Kata Putri.
"Kayaknya lo harus belajar sedikit peka deh Put, lo parah banget gak pekanya ama temen sendiri...." Ejek Violla.
"Eh, gitu ya, gue kurang peka ya?" Tanya Putri bingung.
"Hmmm, ya kali...." Jawab Violla dengan nada pasrah.
"Oh ya, jadi maksudnya apa dong dia nyatain perasaannya ke gue, habis itu dia nanyain perasaan lo ke dia, aneh kan..." Tanya Putri dengan nada bingung.
"Hmmm.... Ntah lah..." Jawab Violla.
"Hehhh,,,, jadi lo bilang kalo lo suka ke dia?" Tanya Putri.
"Gue ga suka boong sih, jadi gue bilang aja yang sebenernya..." Terang Violla.
"Jadi, dia bilang apa,,," Putri kembali bertanya.
"Apa ya, dia gak nolak gue, dia bilang dia bisa suka gue kapan aja tapi gak untuk sekarang, sama dia nyuruh gue menyadari sesuatu gitu lah, gue ga begitu ngerti..." Jelas Violla.
"Hehhh,,,, jadi dia gak menuutup diri dong buat lo..." Kata Putri.
"Ya gitu mungkin...." Jawab Violla.
"Btw, menyadari sesuatu...." Putri teringat perkataan Ardy yang berkata seseorang lebih pantas buat Violla. (Cek Chapter/Bagian 2)
"Heh?! apa put?" Seru Violla.
"Emm... gak kok..." Putri berusaha tidak menyinggung soal perkataan Ardy padanya.
"Hehhh.... kita liat aja sih, saat ini gue gak mengerti apa yang dia maksud, tapi suatu saat pasti gue bakal ngerti...." Kata Violla.
"Eh, pasti!" Seru Putri..
(Pulang sekolah di depan kelas)
"Eh Put, latihan Volley kan hari ini, kan minggu ini udah mulai latihan bareng lagi..." Tanya Ardy ke Putri.
"Eh, iya aku ikut kok, ini mau ganti pakaian dulu sama Violla..." Jawab Putri.
"Oh gitu, Rik lo ikut gak, ex-school bola gak latian jg kan hari ini... " Ajak Ardy.
"Hah! Riki main Volley, ngambilin bola?" Ejek Violla.
"Kampret, gini-gini gw Setter lo..." Sahut Riki.
"Hah, Setter?!" Seru Putri dan Violla kompak.
"Eh, eh, Setter abal-abal, soalnya dia sering bantuin aku latihan..." Terang Ardy ke Violla dan Putri.
"Kampret lo Ar, belain dikir ngapa...." Keluh Riki.
"Gue ga jago boong, terima aja kenyataan..." Ejek Ardy.
"Iya terima aja,,,," Sahut Violla.
"Kampret..." kesal Riki.
"Yaudah kita ganti baju dulu ya...." Pamit Violla dan Riki.
"Ok, duluan ya... Aku tunggu di lapangan,,," Jawab Ardy.
"Ok." Sahut Putri.
(Tiba di lapangan Volley, Putri dan melihat Ardy dan Riki yang sudah di lapangan dari kejauhan)
"Heh, cowok iitu!" Seru Violla.
"Eh, siapa Vi..." TanyaPutri sambil melihat ke aja yang di tunjuk Violla.
"Anak baru 11B..." Kata Violla.
"Hahh... yang mana?!" Putri bertanya dengan antusias.
"Itu yang pake baju biru..." Violla menujuk seseorang berbaju biru.
"Mana?! Oh...." Seru Putri yang menemukan lelaki yang di maksud.
"Oy, biasa aja oy..." Seru Violla ke Putri yang terlihat begitu antusias.
"Eh, ini biasa aja kok..." Sahut Putri.
"Eh, Rez.. Rez.. bentar..." Violla memberhentikan salah satu teman Ardy bernama Rezza.
"Iya, ada apa Vi..." Tanya Rezza.
"Sejak kapan anak itu ikut Klub Volley..." Tanya Violla.
"Siapa?!" Tanya Rezza yang bingung.
"Itu yang baju biru...." Tunjuk Violla.
"Oh, Arya maksud lo?" Jawab Rezza.
"Oh,,, namanya Arya Put,,," Goda Violla ke Putri.
"Ehhh, kenapa gue...." Jawab Putri Canggung.
"Sejak kapan dia ikut klub Volley?" Tanya Violla.
"Oh, klub cewek sama cowok udah lama pisah latihan yak makannya kalian baru tau, dia baru masuh 3 hari lalu sih...." Jelas Rezza.
"Hehhh...." Sahut Violla.
"Btw, katanya dia pemain terbaik di sekolah lamanya loh, posisinya Middle Blocker lagi..." Terang Rezza.
"Middle Blocker, berarti..." Kata Putri yang langsung di sahut Rezza.
"Ya, posisinya sama kayak Ardy, tapi sayang gak terbaik yang gue kira,,," Potong Rezza.
"Maksud lo..." Tanya Putri.
"Dia terbaik di sekolahnya, tapi beberapa hari ini kita udah sering latihan tanding, Ardy ama Arya di pisah, tapi tim Arya selalu menang..." Jelas Rezza.
"Berarti hebat dong kalo gitu , bisa ngalahin timnya Ardy." Sahut Putri.
"Hmmm, gak gitu sih, hampir semua smash Arya bisa di Bllock Ardy, sebaliknya Spike Ardy ga bisa di tahan Arya, itu kenapa dia gak sehebat yang gw pikirin..." Kata Rezza.
"Hehhh...." Seru Putri.
"Lagian Ardy juga bakal menang di hal lain...." Kata Rezza.
"Hal lain...?" Putri bingung dengan perkataan Rezza.
"Lo kayaknya tertarik ama Arya, tapi Ardy udah nembak lo duluan kan?" Tanya Rezza.
"Hah?! kok lo bisa tau..." Putri kaget mendengar perkataan Rezza.
"Haha, lagian semua anak Volley udah tau kali, ya udah duluan yak..." Kata Rezza sembari meninggalkan Putri dan Violla.
"Hehhh, semua udah tau, super..." Ejek Violla.
"Apanya yang super Vi, lo ga masalah soal ini kan...." Kata Putri.
"Masalah? buat apa? gw gak mikirin hal itu lagi kok, lakuin aja yang musti lo lakuin..." Jelas Violla dengan senyuman.
"Soalnya...." Putri berkata dengan muka sedikit bersalah.
"Udah, udah, yuk latihan, latihan...." Violla coba mencairkan suasana.
"Em,,," Sahut Putri singkat.
(Beberapa bulan kemudian, malam, seminggu sebelum Ujian Tengah Semester III, kediaman Putri)
"Jadi gimana lo sama Arya?" Tanya Violla.
"Zero." Sahut Putri.
"Hah? Belom ada kemajuan sama sekali?" Violla kembali bertanya.
"Gue bahkan belom kenalan, padahal selama ini sering ketemu di Klub. (Volley)" Keluh Putri.
"Cemen lo.... hahaha" Ejek Violla.
"Lah, gue mah bukan lo yang bisa ngomong sama cowok dengan santainya...." Seru Putri.
"Sama-sama orang juga...." Kata Violla.
"Bukan itu masalahnya, udah lah, btw lo beneran nginep di rumah gue?" Tanya Putri mengalihkan pembicaraan.
"Gak boleh?" Tandas Violla.
"Boleh sih, cuma besok kan ulangan harian matematika, lo udah belajar?" Tanya Putri.
"Udah mak, udah siap pokoknya..." Ejek Violla.
"Mak, mak, buku-buku lo?" Tanya Putri kembali.
"Udah udah, udah siap semua, udah ah, gaming yok, biar gak stress..." Ajak Violla.
"Hah, gue udah lama gak gaming, males...." Kata Putri.
"Ayok lah..." Ajak Violla sambil menarik tangan Putri.
"Ok. Ok." Jawab Putri pasrah.
(Malam yang sama, di rumah Ardy)
"udah dah malem, lagian lo kalah terus juga dari tadi..." Kata Ardy yang mengajak Riki menyudah bermain game.
"Baru juga jam segini..." Sahut Riki, saat itu sudah pukul 23:00.
"Jam segini apaan, udah jam 11 nih, besok pagi matematika ulangan, telas kesiangan kapok lo..." Jawab Ardy.
"Gampang, gue pasang alarm banyak...." Riki ngotot ingin terus bermain.
"Serah lo dah, lagian mau lembur gak mau nginep." Kata Ardy.
"Yaelah, rumah cuma 200m dari sini juga,,,," Jawab Riki.
"Terserah lo dah, tapi besok gue gak ngampirin lho, beda arah males gue...." Kata Ardy masa bodoh.
"Gampang, gue bisa berangkat sendiri juga...." Jawab Riki.
"Serah..." Kata Ardy singkat.
"Ok. Ok." Seru Riki.
(Senin pagi, Hari Ulangan Harian Matematika, di kamar Riki.)
"Kringggg,,,, Kringggg...." Bunyi Alarm terdengar keras, saat itu menunjukan Pukul 06:45. Riki baru terbangun dari tidurnya dan terkaget ketika melihat jam.
"Shit, kampret kesiangan, Ardy beneran ga ngampirin, kampret... kampret..." Seru Riki yang terburu-buru mandi dan mengganti pakaiannya.
"10 menit... 10 Menit..." Kata Riki sambil berlari menuju sekolah yang jaraknya tak begitu jauh dari rumahnya
(Di dalam sekolah, belum jauh dari gerbang sekolah)
"Bruaakkk" Riki menabrak seseorang dengan keras karena terlalu fokus berlari dan tak melihat arah, terlihat seseorang terjatuh.
"Sorry, Sorry, lo, eh kamu gapapa kan?" Kata Riki yang mengubah bahasanya menjadi lebih sopan karena melihat yang di tabraknya seorang cewek.
"Em... gapapa kok..." Jawab cewek tersebut dengan suara yang sangat lembut.
"Beneran, bisa berdiri gak, sini aku bantu...." Kata Riki menawarkan bantuan.
"Gak usah, aku bisa sendiri kok, lagian kamu udah telatkan..." Tolak si cewek.
"Eh, gak bisa gitu dong, kamu juga telat kan..." Riki menolak untuk pergi.
"Gapapa kok aku bisa jalan sendiri...." Si cewek berusaha menghindari pertolongan Riki.
"Beneran?" Kata Riki.
"Aw..." Seru si Cewek yang mencoba berdiri namun kesulitan.
"Tuh kan, sini aku bantuin...." Kata Riki sembari menghampiri si Cewek.
"Eh, beneran gapapa kok..." Tolak si Cewek.
"Udah gapapa..." Kata Riki sambil meletakan tangan si Cewek ke pundaknya untuk membantunya bberdiri.
"Eh...." Seru si Cewek sembari terdiam menatap Riki.
"Tuh kan, lutut kamu bedarah gitu, sorry banget nih, ke UKS dulu ya, di obatin dulu lukanya...." Ajak Riki yang melihat lutut si Cewek terluka lumayan parah.
"Eh, gak usah anterin aku langsung ke kelas aja, soalnya ada ulangan harian hari ini..." Si Cewek kembali menolak.
"Dengan kaki begitu? udah ke UKS dulu, nanti infeksi lukanya, makin parah, terus infeksi, makin parah, bisa di amputasi, kan aku yang repot..." Jawab Riki sedikit bercanda.
"Hah!" Seru Si Cewek dengan muka bingung.
"Eh, gak lucu ya? Sorry, sorry, ke UKS aja dulu, masalah ulangan harian, nanti aku jelasin ke guru kamu..." Bujuk RIki.
"Eh? becanda ya, maaf aku ga tau...." Jawab si Cewek.
"Udah ngapain minta maaf, pokoknya ke UKS dulu aja. udah yuk jalan biar aku bantu." Ajak Riki sembari menuntun si Cewek berjalan ke UKS.
"Em." Sahut si Cewek dengan suara lembut.
(Di ruangan UKS)
"Minum?" Tawar Riki yang baru tiba dari ruang guru.
"Makasih...." Jawab si Cewek sambil menerima minuman yang di beri Riki.
"Btw, kamu kok bisa telat, kenapa?" Tanya Riki.
"Oh, tadi mobil papa aku bannya bocor, jadi nunggu benerin ban-nya dulu deh...." Jelas si Cewek.
"Hehhh....." Seru Riki dengan nada panjang.
"Kamu sendiri?" Tanya si Cewek balik.
"Kesiangan." Jawab Riki singkat.
"Oh ya, btw gimana kata guru-nya..." Tanya si Cewek.
"Oh itu, nanti pulang sekolah kamu di suruh ke ruang guru, aku juga sih sebenenya, maaf ya gara-gara aku jadi gini..." Jelas Riki sembari meminta maaf.
"Gapapa kok, tapi kamu kok di panggil juga?" si Cewek kembali bertanya.
"Itu, sebenernya aku juga lagi ada test matemitka, jadi sepulang sekolah harus nyusul ngerjain sama kayak kamu." Terang Riki.
"Heh?! kenapa kamu ga bilang, kan tadi masih ada waktu..." Jawab si Cewek.
"Kasian kamu di sini sendiri, kan serem kalo gak ada yang nemenin...." Kata Riki dengan candaan.
"Eh.... gak gitu juga sih...." Seru si Cewek.
"Sebenernya sih males aja kalo matematika, hahaa" Jelas Riki sembari tertawa.
"Oh...." Seru si Cewek.
"Eh asik ngobrol dari tadi, jadi belom sempet kenalan, nama kamu siapa?" Tanya Riki.
"Eh, iya.... nama aku------"
Bersambung bulan depan! Thanks for Read!!!!
***catatan : Setter, Middle Blocker, Block, Spike adalah istilah dan posisi dalam olahraga Volley, lebih jelasnya cek mbah Google***
Story by : AHMAD SAIFUDIN
----Last Month Story----
"Jadi mau ngomongin apa Ar?" Violla kembali bertanya.
"Buru-buru banget kayaknya Vi..." Jawab Ardy.
"Gak gitu, takutnya kesorean nanti pulangnya..." Jelas Violla.
"Gini, tadi istirahat kamu kemana aja?" Tanya Ardy.
"Oh, tadi aku ke perpus, minjem buku..." Bohong Violla.
"Oh..." Jawab Ardy.
"Itu doang?" Cetus Violla.
"Eh, bukan ada yg mau aku tanyain..." Kata Ardy.
"Apa tu?" Tanya Violla.
"Aku------"
~Bagian 3 : Pertemuan~
"Aku mau tanya sesuatu, boleh?" Pinta Ardyn ke Violla.
"Em, boleh aja lah, nanya soal apa?" Tanya Violla.
"Vi,,,," Panggil Ardy dengan nada pelan.
"Em...." Sahut Violla.
"Aku pengen tau gimana perasaan kamu ke aku?" Tanya Ardy tiba-tiba, Ardy terlhat santai menyampaikannnya.
"Eh...?" Seru Violla sedikit kaget dengan perkataan Ardy barusan.
"Bilang aja sejujurnya, aku pengen tau perasaan kamu ke aku sebenernya gimana..." Seru Ardy.
"Eh, kenapa tiba-tiba gini..." Keluh Violla.
"Tiba-tiba?" Ardy sedikit bingung, "Aku ga berpikir ini tiba-tiba setelah banyak hal yg terjadi akhir-akhir ini..." Sambung Ardy.
"Ga tiba-tiba? Setelah kamu nyatain perasaan kamu ke Putri, sekarang tiba-tiba kamu nanya ini ke aku, ga tiba-tiba...." Seru Violla dengan nada agak kesal.
"Heeeh.... Kamu kok bisa tau ya Vi aku nyatain peraaan aku ke Putri, kapan Putri cerita? Istirahat tadi?" Tanya Ardy yang masih terliat santai.
"Eh,,,, itu... bukan...." Violla sedikit gugup dengan pertanyaan Ardy.
"Aku penasaran, buku apa yg kamu pinjem ya, soalnya pas balik ke kelas kamu gak bawa buku,,," Seru Ardy yg membuat bingung Violla.
"Eh... itu... anu.... bukunya...." Violla masih terihat bingung menjawab pertanya Ardy.
"Ah.... Aku selalu berpikir setelah itu, 'Aku melakukan hal yang salah kah' selalu terlintas di pikiran aku..." Ardy berkata dengan santai dan lembut.
"Eh....?" Violla terdiam mendengar perkataan itu.
"Aku pikir kenapa aku membuat temen aku----" belum selesai Ardy bicara, Violla tiba-tiba berkata....
"Suka sama kamu..." Potong Violla.
"Heh...." Seru Ardy dengan nada panjang.
"Aku selalulu suka ama kamu, sejak awal kita masuk SMA, sejak kamu pertama kali nyapa aku, aku gak bisa ngeupain hal itu...." Violla berkata dengan mata yang sedikit memerah... "Tapi kenapa harus temen deket aku sendiri, kenapa...." Lanjut Violla seperti hendak menangis.
"Aku seneng kamu jujur hari ini...." Kata Ardy dengan nada santai sembari menatap mata Violla.
"Heh..." Seru Violla.
"Tapi ya, buat saat ini, aku ga bisa menyukai kamu lebih dari temen..." Kata Ardy.
"Aku tau kok..." Sahut Violla.
"Tapi, aku ga bisa bilang jg suatu saat nanti aku ga bakal mencintai kamu,saat ini aku anggap kamu sebatas temen, tapi besok, tahun depan, atau tahun-tahun berikutnya.... aku ga tau bakal seperti apa" Jelas Ardy ke Violla dengan nada pelan sembari menatap mata Violla. Violla Hanya bisa diam saat itu, "Bukan berarti aku memberi kamu sebuah harapan yang palsu, tapi gak adal yg tahu selanjutnya seperti apa,,," Sambung Ardy.
"Kamu selalu gitu ya Ar, gak mau menjawab dengan jawaban pasti...." Jawab Violla.
"Vi, kamu ga menyadari sesuatu..." Tanya Ardy.
"Menyadari? Maksud kamu Ar?" Tanya Violla.
"Menyadari orang yg selalu ada di dekat kamu di saat kamu terpuruk, selalu tertawa bareng kamu di saat bahagia, selalu ada kapanpun saat kamu butuh..." Jawab Ardy.
"Heh...?" Violla terlihat bingung dengan perkataan Ardy.
"Mungkin orang seperti itu lebih pantes buat kamu di banding aku, kamu ga menyadarinya?" Ardy kembali bertanya.
"Eh...?" Violla tidak mengerti dengan apa yg di maksud Ardy.
"Ah, mungkin sekarang kamu belum mengerti, tapi aku yakin suatu saat kamu pasti akan mengerti...." Ardy berkata dan kemudian tersenyum ke Violla, "Eh, btw udah mau Sore, pulang yuk" Ardy mengakhiri obrolan itu.
"Eh, udah mau pulang?" Tanya Violla bingung.
"Kalo kamu mau nginep aku pulang duluan..." Canda Ardy.
"Eh... ga lah..." Sahut Violla.
(Ardy pun membayar ke kasir, kemudian mereka bergegas pulang)
(Malam harinya, di kamar Violla, Violla sedang menelfon Putri)
"Halo..." Jawab Putri yg di telfon Violla.
"Iya Halo Put, gue ganggu gak?" Tanya Violla.
"Oh, gak kok, gue malah seneng lo nelfon gw hari ini..." Jawab Violla dengan nada semangat.
"Oh, syukurlah..." Kata Violla lega.
"Oh ya, tumben nelfon jam segini, ada apa?" Tanya Putri.
"Anu, gue mau minta maaf soal tadi..." Kata Violla.
"Eh, buat apa.?" Putri sedikit bingung.
"Solanya tadi gue pas istirahat tiba-tiba pergi gitu aja..." Jelas Violla.
"Oh itu, gapapa kok, harusnya gue yg minta maaf karena tiba-tiba cerita soal itu di waktu yg ga tepat..." Kata Putri.
"Gak kok, gue seneng lo langsung cerita, karena kalo nunggu waktu yang tepat, gue gak yakin ga akan ada hari itu..." Jelas Violla.
"Hmm... oh ya tadi sama Ardy kemana aja?" Tanya Putri.
"Eh? Pengen tau aja..." Seru Violla dengan nada marah.
"Eh, sorry, sorry jangan marah dong...." Putri menjawab dengan sedikit panik.
"Hahaha... gak kok becanda, tadi dia ngajakin minum di kafe biasa..." Jawab Violla.
"Hah, kampret gue kira lo marah, wah jadi Ardy deketin lo nih..." Tanya Putri dengan nada seperti menggoda.
"Eh! bukan-bukan, dia cuma pengen jelasin sesuatu, hm mungkin gitu lah..." Terang Violla.
"Jelasin sesuatu?" Tanya Putri bingung.
"Udah lah, besok gue ceritain, udah malem jg gak cukup waktunya kalo di ceritain di telfon..." Jawab Violla.
"Oh gitu, jadi penasaran gue..." Kata Puutri.
"Udah lah, gue ngantuk, bye!" Kata Violla menutup pembicaraan.
"Heh... ok bye, sampai ketemu besok..." Jawab Putri.
"Ok." Sahut Violla kemudian menutup telfon.
(Di rumah Ardy, Riki sedang bermain game bersama Ardy)
"Eh, lo tadi ngomongin apaan ama Violla?" Tanya Ardy.
"Fokus, fokus..." Jawab Ardy yg menyuruh Riki fokus bermain game.
"Ah kampret lo, gue penasaran kampret." Cetus Riki.
"Awas kalo gak fokus gw gol-in tar..." Remeh Ardy ke Riki.
"Eh... shit!" Seru Ardy yang kesal.
"Tuh kan gol, apa gue bilang fokus, fokus...." Ejek Ardy.
"Jadi?" Seru Riki.
"Jadi apaan?" Tanya Ardy.
"Lo ngomongin apaan ama Violla?" Riki menjelaskan maksudnya.
"Oh, gue maksa Violla nembak gue..." Jawab Ardy dengan nada santai sembari memberhentikan game.
"Hah?!" Seru Riki dengan nada keras.
"Oy, biasa aja dong..." Kata Ardy.
"Lo maksa dia nembak lo? kampret lo..." Seru Riki dengan nada kesal.
"Wizzzz santai mas, percaya wae...." Kata Ardy sambil tersenyum mengejek Riki.
"Hah!" Seru Riki.
"Gue masih waras kali, ya kali gue maksa Violla nembak gue, bunuh diri namanya kalo gue gitu..." Jelas Ardy.
"Kampret. Jadi gimana?" Tanya Riki dengan nada sedikit kesal.
"Kudu banget gue jelasin nih..." Kata Ardy dengan nada malas.
"Harus lah." Jawab Riki singkat.
"Gw nanyain perasaan dia sebenernya ke gue gimana..." Jelas Ardy.
"Walaupun lo udah tau jawabannya?" Tanya Riki.
''Ya." Jawab Ardy singkat.
"Jadi apa kata Violla?" Tanya Riki kembali.
"Seperti yang kita kira, dia beneran suka ke gue...." Jawab Ardy.
"Jadi jawaban lo gimana?" Riki terus bertanya.
"Udah, tenang aja, gw salut dia bisa jujur, semuanya baik-baik aja, gak ada yg perlu di khawatirin..." Jawab Ardy santai.
"Hah! Apanya yang gak perlu di khawatirin...." Cetus Riki.
"Santai aja kali Rik, yang jelas dia cepat atau lambat bakal tau kondisi rumit saat ini, yang lo perlu lakuin adalah lakuin apa yg selama ini lo lakuin, dengan begitu semua udah di jalur yang benar..." Terang Ardy.
"Kampret, gue gak terlalu mengerti apa yang udah terjadi sebenernya sih, tapi kalo itu lo, gue percaya." Kata Riki.
"Udah, lanjut aja..." Ardy mengajak Riki untuk melanjutkan bermain game.
"Ok. kali ini gw bakal menang." Jawab Riki.
(Keesokan Harinya, Jam istirahat sekolah)
"Duluan aja, aku sama Violla mau ke taman, lagian aku bawa jajan lagi nih..." Kata Putri ke Ardy yang mengajak Putri dan Violla ke kantin.
"Oh, gitu, yaudah aku sama Riki duluan ya, bye." Jawab Ardy.
"Em..." Sahut Putri.
(Di bagku taman sekolah)
"Jadi, gimana? lo ngomongin apa sama Ardy kemaren?" Tanya Putri ke Violla.
"Hmmm.... gue ga ngerti apa yang di pikiran Ardy sebenernya...." Kata Violla.
"Heh? Kok gitu, emang dia ngomong apaan sih?" Putri kembali bertanya.
"Gini, dia nanyain perasaan gue ke dia yang sejujurnya gimana...." Jelas Violla.
"Hah?!" Putri sedikit kaget dengan perkataan Violla.
"Biasa aja kali," Sahut Violla.
"Gak, soalnya beberapa hari lalu dia baru nyatain perasaannya ke gue, terus beberapa hari kemudian dia nanyain perasaan lo ke dia, maksudnya apa coba..." Kata Putri yang sedikit agak bingung.
"Gue juga gak ngerti apa maksudnya, yang jelas gue yakin dia gak bermaksud buruk soal itu..." Jelas Violla membela Ardy.
"Kok lo seyakin itu sih Vi...." Putri sedikit bingung.
"Hmmm.... lo udah berapa lama sih temenan sama Ardy, gue yakin dia selalu punya alasan kuat sebelum ngelakuin sesuatu..." Terang Violla.
"Oh, bener juga ya, gue gak sadar soal itu,,,," Kata Putri.
"Kayaknya lo harus belajar sedikit peka deh Put, lo parah banget gak pekanya ama temen sendiri...." Ejek Violla.
"Eh, gitu ya, gue kurang peka ya?" Tanya Putri bingung.
"Hmmm, ya kali...." Jawab Violla dengan nada pasrah.
"Oh ya, jadi maksudnya apa dong dia nyatain perasaannya ke gue, habis itu dia nanyain perasaan lo ke dia, aneh kan..." Tanya Putri dengan nada bingung.
"Hmmm.... Ntah lah..." Jawab Violla.
"Hehhh,,,, jadi lo bilang kalo lo suka ke dia?" Tanya Putri.
"Gue ga suka boong sih, jadi gue bilang aja yang sebenernya..." Terang Violla.
"Jadi, dia bilang apa,,," Putri kembali bertanya.
"Apa ya, dia gak nolak gue, dia bilang dia bisa suka gue kapan aja tapi gak untuk sekarang, sama dia nyuruh gue menyadari sesuatu gitu lah, gue ga begitu ngerti..." Jelas Violla.
"Hehhh,,,, jadi dia gak menuutup diri dong buat lo..." Kata Putri.
"Ya gitu mungkin...." Jawab Violla.
"Btw, menyadari sesuatu...." Putri teringat perkataan Ardy yang berkata seseorang lebih pantas buat Violla. (Cek Chapter/Bagian 2)
"Heh?! apa put?" Seru Violla.
"Emm... gak kok..." Putri berusaha tidak menyinggung soal perkataan Ardy padanya.
"Hehhh.... kita liat aja sih, saat ini gue gak mengerti apa yang dia maksud, tapi suatu saat pasti gue bakal ngerti...." Kata Violla.
"Eh, pasti!" Seru Putri..
(Pulang sekolah di depan kelas)
"Eh Put, latihan Volley kan hari ini, kan minggu ini udah mulai latihan bareng lagi..." Tanya Ardy ke Putri.
"Eh, iya aku ikut kok, ini mau ganti pakaian dulu sama Violla..." Jawab Putri.
"Oh gitu, Rik lo ikut gak, ex-school bola gak latian jg kan hari ini... " Ajak Ardy.
"Hah! Riki main Volley, ngambilin bola?" Ejek Violla.
"Kampret, gini-gini gw Setter lo..." Sahut Riki.
"Hah, Setter?!" Seru Putri dan Violla kompak.
"Eh, eh, Setter abal-abal, soalnya dia sering bantuin aku latihan..." Terang Ardy ke Violla dan Putri.
"Kampret lo Ar, belain dikir ngapa...." Keluh Riki.
"Gue ga jago boong, terima aja kenyataan..." Ejek Ardy.
"Iya terima aja,,,," Sahut Violla.
"Kampret..." kesal Riki.
"Yaudah kita ganti baju dulu ya...." Pamit Violla dan Riki.
"Ok, duluan ya... Aku tunggu di lapangan,,," Jawab Ardy.
"Ok." Sahut Putri.
(Tiba di lapangan Volley, Putri dan melihat Ardy dan Riki yang sudah di lapangan dari kejauhan)
"Heh, cowok iitu!" Seru Violla.
"Eh, siapa Vi..." TanyaPutri sambil melihat ke aja yang di tunjuk Violla.
"Anak baru 11B..." Kata Violla.
"Hahh... yang mana?!" Putri bertanya dengan antusias.
"Itu yang pake baju biru..." Violla menujuk seseorang berbaju biru.
"Mana?! Oh...." Seru Putri yang menemukan lelaki yang di maksud.
"Oy, biasa aja oy..." Seru Violla ke Putri yang terlihat begitu antusias.
"Eh, ini biasa aja kok..." Sahut Putri.
"Eh, Rez.. Rez.. bentar..." Violla memberhentikan salah satu teman Ardy bernama Rezza.
"Iya, ada apa Vi..." Tanya Rezza.
"Sejak kapan anak itu ikut Klub Volley..." Tanya Violla.
"Siapa?!" Tanya Rezza yang bingung.
"Itu yang baju biru...." Tunjuk Violla.
"Oh, Arya maksud lo?" Jawab Rezza.
"Oh,,, namanya Arya Put,,," Goda Violla ke Putri.
"Ehhh, kenapa gue...." Jawab Putri Canggung.
"Sejak kapan dia ikut klub Volley?" Tanya Violla.
"Oh, klub cewek sama cowok udah lama pisah latihan yak makannya kalian baru tau, dia baru masuh 3 hari lalu sih...." Jelas Rezza.
"Hehhh...." Sahut Violla.
"Btw, katanya dia pemain terbaik di sekolah lamanya loh, posisinya Middle Blocker lagi..." Terang Rezza.
"Middle Blocker, berarti..." Kata Putri yang langsung di sahut Rezza.
"Ya, posisinya sama kayak Ardy, tapi sayang gak terbaik yang gue kira,,," Potong Rezza.
"Maksud lo..." Tanya Putri.
"Dia terbaik di sekolahnya, tapi beberapa hari ini kita udah sering latihan tanding, Ardy ama Arya di pisah, tapi tim Arya selalu menang..." Jelas Rezza.
"Berarti hebat dong kalo gitu , bisa ngalahin timnya Ardy." Sahut Putri.
"Hmmm, gak gitu sih, hampir semua smash Arya bisa di Bllock Ardy, sebaliknya Spike Ardy ga bisa di tahan Arya, itu kenapa dia gak sehebat yang gw pikirin..." Kata Rezza.
"Hehhh...." Seru Putri.
"Lagian Ardy juga bakal menang di hal lain...." Kata Rezza.
"Hal lain...?" Putri bingung dengan perkataan Rezza.
"Lo kayaknya tertarik ama Arya, tapi Ardy udah nembak lo duluan kan?" Tanya Rezza.
"Hah?! kok lo bisa tau..." Putri kaget mendengar perkataan Rezza.
"Haha, lagian semua anak Volley udah tau kali, ya udah duluan yak..." Kata Rezza sembari meninggalkan Putri dan Violla.
"Hehhh, semua udah tau, super..." Ejek Violla.
"Apanya yang super Vi, lo ga masalah soal ini kan...." Kata Putri.
"Masalah? buat apa? gw gak mikirin hal itu lagi kok, lakuin aja yang musti lo lakuin..." Jelas Violla dengan senyuman.
"Soalnya...." Putri berkata dengan muka sedikit bersalah.
"Udah, udah, yuk latihan, latihan...." Violla coba mencairkan suasana.
"Em,,," Sahut Putri singkat.
(Beberapa bulan kemudian, malam, seminggu sebelum Ujian Tengah Semester III, kediaman Putri)
"Jadi gimana lo sama Arya?" Tanya Violla.
"Zero." Sahut Putri.
"Hah? Belom ada kemajuan sama sekali?" Violla kembali bertanya.
"Gue bahkan belom kenalan, padahal selama ini sering ketemu di Klub. (Volley)" Keluh Putri.
"Cemen lo.... hahaha" Ejek Violla.
"Lah, gue mah bukan lo yang bisa ngomong sama cowok dengan santainya...." Seru Putri.
"Sama-sama orang juga...." Kata Violla.
"Bukan itu masalahnya, udah lah, btw lo beneran nginep di rumah gue?" Tanya Putri mengalihkan pembicaraan.
"Gak boleh?" Tandas Violla.
"Boleh sih, cuma besok kan ulangan harian matematika, lo udah belajar?" Tanya Putri.
"Udah mak, udah siap pokoknya..." Ejek Violla.
"Mak, mak, buku-buku lo?" Tanya Putri kembali.
"Udah udah, udah siap semua, udah ah, gaming yok, biar gak stress..." Ajak Violla.
"Hah, gue udah lama gak gaming, males...." Kata Putri.
"Ayok lah..." Ajak Violla sambil menarik tangan Putri.
"Ok. Ok." Jawab Putri pasrah.
(Malam yang sama, di rumah Ardy)
"udah dah malem, lagian lo kalah terus juga dari tadi..." Kata Ardy yang mengajak Riki menyudah bermain game.
"Baru juga jam segini..." Sahut Riki, saat itu sudah pukul 23:00.
"Jam segini apaan, udah jam 11 nih, besok pagi matematika ulangan, telas kesiangan kapok lo..." Jawab Ardy.
"Gampang, gue pasang alarm banyak...." Riki ngotot ingin terus bermain.
"Serah lo dah, lagian mau lembur gak mau nginep." Kata Ardy.
"Yaelah, rumah cuma 200m dari sini juga,,,," Jawab Riki.
"Terserah lo dah, tapi besok gue gak ngampirin lho, beda arah males gue...." Kata Ardy masa bodoh.
"Gampang, gue bisa berangkat sendiri juga...." Jawab Riki.
"Serah..." Kata Ardy singkat.
"Ok. Ok." Seru Riki.
(Senin pagi, Hari Ulangan Harian Matematika, di kamar Riki.)
"Kringggg,,,, Kringggg...." Bunyi Alarm terdengar keras, saat itu menunjukan Pukul 06:45. Riki baru terbangun dari tidurnya dan terkaget ketika melihat jam.
"Shit, kampret kesiangan, Ardy beneran ga ngampirin, kampret... kampret..." Seru Riki yang terburu-buru mandi dan mengganti pakaiannya.
"10 menit... 10 Menit..." Kata Riki sambil berlari menuju sekolah yang jaraknya tak begitu jauh dari rumahnya
(Di dalam sekolah, belum jauh dari gerbang sekolah)
"Bruaakkk" Riki menabrak seseorang dengan keras karena terlalu fokus berlari dan tak melihat arah, terlihat seseorang terjatuh.
"Sorry, Sorry, lo, eh kamu gapapa kan?" Kata Riki yang mengubah bahasanya menjadi lebih sopan karena melihat yang di tabraknya seorang cewek.
"Em... gapapa kok..." Jawab cewek tersebut dengan suara yang sangat lembut.
"Beneran, bisa berdiri gak, sini aku bantu...." Kata Riki menawarkan bantuan.
"Gak usah, aku bisa sendiri kok, lagian kamu udah telatkan..." Tolak si cewek.
"Eh, gak bisa gitu dong, kamu juga telat kan..." Riki menolak untuk pergi.
"Gapapa kok aku bisa jalan sendiri...." Si cewek berusaha menghindari pertolongan Riki.
"Beneran?" Kata Riki.
"Aw..." Seru si Cewek yang mencoba berdiri namun kesulitan.
"Tuh kan, sini aku bantuin...." Kata Riki sembari menghampiri si Cewek.
"Eh, beneran gapapa kok..." Tolak si Cewek.
"Udah gapapa..." Kata Riki sambil meletakan tangan si Cewek ke pundaknya untuk membantunya bberdiri.
"Eh...." Seru si Cewek sembari terdiam menatap Riki.
"Tuh kan, lutut kamu bedarah gitu, sorry banget nih, ke UKS dulu ya, di obatin dulu lukanya...." Ajak Riki yang melihat lutut si Cewek terluka lumayan parah.
"Eh, gak usah anterin aku langsung ke kelas aja, soalnya ada ulangan harian hari ini..." Si Cewek kembali menolak.
"Dengan kaki begitu? udah ke UKS dulu, nanti infeksi lukanya, makin parah, terus infeksi, makin parah, bisa di amputasi, kan aku yang repot..." Jawab Riki sedikit bercanda.
"Hah!" Seru Si Cewek dengan muka bingung.
"Eh, gak lucu ya? Sorry, sorry, ke UKS aja dulu, masalah ulangan harian, nanti aku jelasin ke guru kamu..." Bujuk RIki.
"Eh? becanda ya, maaf aku ga tau...." Jawab si Cewek.
"Udah ngapain minta maaf, pokoknya ke UKS dulu aja. udah yuk jalan biar aku bantu." Ajak Riki sembari menuntun si Cewek berjalan ke UKS.
"Em." Sahut si Cewek dengan suara lembut.
(Di ruangan UKS)
"Minum?" Tawar Riki yang baru tiba dari ruang guru.
"Makasih...." Jawab si Cewek sambil menerima minuman yang di beri Riki.
"Btw, kamu kok bisa telat, kenapa?" Tanya Riki.
"Oh, tadi mobil papa aku bannya bocor, jadi nunggu benerin ban-nya dulu deh...." Jelas si Cewek.
"Hehhh....." Seru Riki dengan nada panjang.
"Kamu sendiri?" Tanya si Cewek balik.
"Kesiangan." Jawab Riki singkat.
"Oh ya, btw gimana kata guru-nya..." Tanya si Cewek.
"Oh itu, nanti pulang sekolah kamu di suruh ke ruang guru, aku juga sih sebenenya, maaf ya gara-gara aku jadi gini..." Jelas Riki sembari meminta maaf.
"Gapapa kok, tapi kamu kok di panggil juga?" si Cewek kembali bertanya.
"Itu, sebenernya aku juga lagi ada test matemitka, jadi sepulang sekolah harus nyusul ngerjain sama kayak kamu." Terang Riki.
"Heh?! kenapa kamu ga bilang, kan tadi masih ada waktu..." Jawab si Cewek.
"Kasian kamu di sini sendiri, kan serem kalo gak ada yang nemenin...." Kata Riki dengan candaan.
"Eh.... gak gitu juga sih...." Seru si Cewek.
"Sebenernya sih males aja kalo matematika, hahaa" Jelas Riki sembari tertawa.
"Oh...." Seru si Cewek.
"Eh asik ngobrol dari tadi, jadi belom sempet kenalan, nama kamu siapa?" Tanya Riki.
"Eh, iya.... nama aku------"
Bersambung bulan depan! Thanks for Read!!!!
***catatan : Setter, Middle Blocker, Block, Spike adalah istilah dan posisi dalam olahraga Volley, lebih jelasnya cek mbah Google***
Comments
Post a Comment