SUKI~ When You Are In Love Someone
Story by : AHMAD SAIFUDIN
----Last Month Story----
"Oh itu, nanti pulang sekolah kamu di suruh ke ruang guru, aku juga sih sebenenya, maaf ya gara-gara aku jadi gini..." Jelas Riki sembari meminta maaf.
"Gapapa kok, tapi kamu kok di panggil juga?" si Cewek kembali bertanya.
"Itu, sebenernya aku juga lagi ada test matemitka, jadi sepulang sekolah harus nyusul ngerjain sama kayak kamu." Terang Riki.
"Heh?! kenapa kamu ga bilang, kan tadi masih ada waktu..." Jawab si Cewek.
"Kasian kamu di sini sendiri, kan serem kalo gak ada yang nemenin...." Kata Riki dengan candaan.
"Eh.... gak gitu juga sih...." Seru si Cewek.
"Sebenernya sih males aja kalo matematika, hahaa" Jelas Riki sembari tertawa.
"Oh...." Seru si Cewek.
"Eh asik ngobrol dari tadi, jadi belom sempet kenalan, nama kamu siapa?" Tanya Riki.
"Eh, iya.... nama aku------"
~Bagian 4 : Awal yang baru~
"Eh, iya.... nama aku Rena Ananda, panggil aja Rena, kalo kamu." Jawab Rena.
"Oh, Rena, nama Aku Riki Aditya" Balas Riki.
"Oh, Riki kan?" Rena manyakan nama panggilannya.
"Kalo mau panggi Adit juga gapapa, tapi temen-temen aku sih manggilnya Riki... hehe" Jawab Riki dengan candaan.
"Oh, Riki aja kalo gitu deh...." Balas Rena.
"Iya, gimmana enaknya kamu aja." Sahut Riki.
(Terdengar suara bell pergantiaan pelajaran berbunyi)
"Eh udah ganti pelajaran tuh, balik ke kelas gih..." Seru Rena.
"Terus kamu gimana, bisa jalan sendiri gak ke kelas..." Tanya Riki.
"Bisa kok."Jawab Rena.
"Coba bediri," Pinta Riki yang masih ragu.
"Eh?!" Rena bingung dengan perkataan Riki.
"Iya coba bediri, kalo bisa berdiri tegak aku duluan, kalo ga bisa aku anterin." Tantang Riki.
"Eh, kok gitu." Rena semakin bingung.
"Udah coba aja." Seru Riki.
"Ya udah," Rena menuruti pekataan Riki dan mencoba untu berdiri, "Awww..." Seru Rena yang belum sepenuhnya tegak berdiri sudah merasa kesakitan.
"Tuh kan masih sakit, gimana mau ke kelass sendiri kalo begitu, sini aku anterin. ga udah banyak tanya udah mepet nih" Kata Riki sembari menghampiri Rena dan mengangkata tangan kirinya ke pundaknya untuk membantunya berdiri.
"Eh." Seru Rena yang kaget dan hanya terdiam tanpa banyak bicara sembari menatap ke arah Riki.
"Yuk jalan, pelan-pelan aja." Ajak Riki sembari mengajak Rena berjalan keluar UKS dan menuju ke kelas Rena.
(Di depan kelas Rena)
"Udah sampe sini aja." Kata Rena ke Riki.
"Beneran? udah tanggug aku bantu sampe kursi biar selamet." Jawab Riki.
"Gapapa kok, aku bisa sendiri kok, di sini aja cukup." Sahut Rena.
"Kenapa?! ada pacarmu ya di dalem, takur di marahin?" Tanya Riki dengan nada becanda.
"Eh?!" Rena sedikit bingung dengan candaan Riki.
(Tiba-tiba datang seorang lelaki yang ternyata adalah Arya dan langsung bertanya ke Rena tentang lukanya)
"Eh, kaki kamu kenapa?" Tanya Arya yang baru keluar dari kelas ke Rena.
"Gapapa." Sahut Rena dengan nada malas.
"Gapapa apanya, di perban gitu." Kata Riki yang melihat perban di lutut Rena.
"Jadi ini Pacar?" Tiba-tiba Riki bertanya ke Rena.
"Eh, bukan." Sahut Rena.
"Lo apain Rena?!" Potong Arya dengan nada sedikt marah.
"Gak gue apa apain kok, biasa aja kali pak nanyanya, pacar juga bukan tuh katanya." Jawab Riki santai dengan ekpresi mengejek.
"Hah!" Seru Arya dengan nada kesal.
"Udah, apaan sih kamu Ar." Sahut Rena dengan sedikit kesal.
"Aku anterin ke dalem ya?" Tawar Arya ke Rena.
"Ga usah," Jawab Rena singkat dan tegas.
"Duh nyesek, yaudah biar aku anter sampe ke bangku kamu ya." Kata Riki, sembari sedikit mengejek Arya dengan perkataanya, Arya pun terlihat sangat kesal.
"Eh," Seru Rena yamg di bantu Riki langsung masuk ke kelas. "Makasih ya," Kata Rena yang berterima kasih ke Riki yang mengantarkannya sampai ke dalam kelas, saat itu juga semua perhatian di kelas Rena tertuju ke mereka berdua.
"Yaudah aku balik kek kelas aku dulu ya, gak enak di liatin gini." Kata Riki dengan nada pelan.
"Sorry banget ya." Rena meminta maaf ke Riki.
"Oh, gapapa kok, ga perlu minta maaf, yaudah aku balik ke kelas aku dulu ya," Sahut Riki.
"Em" Balas Rena sembari menganggguk.
.
(Riki berjalan keluar kelas Rena den saat di pintu keluar tiba-tiba dia berkata ke Arya)
"Don't mind" Kata Riki sambil memegang pundak Arya dengan muka sangat puas dengan kejahilannya, dan kemudian langsung meninggalkan Arya.
"Hah!!" Seru Arya dengan muka sangat kesal.
(Riki tiba di dalam kelas dan menuju tempat duduknya.)
"Dari mana aja lo baru sampe, emang boleh masuk jam segini?" Ardy langsung bertanya.
"Kampret lo beneran gak ngampirin gue, telat beneran gue jadinya." Keluh Riki ke Ardy.
"Lah, kan gue dah bilang gak ngampirin semalem, salahnya di suruh nginep di rumah gue kagak mau." Jawab Ardy.
"Bener juga sih." Kata Ardy sembari tertawa kecil yang mengaku bersalah.
"Lah..." Seru Ardy
"Btw, gimana ulangannya?" Tanya Riki.
"Levelnya Easy sih kalo gue, kalo lo mungkin jadi Hard." Jawab Ardy dengan nada Ejekan.
"Kampret." Seru Riki.
"Lo kemana aja kok baru masuk jam ke-2, kalo telat harusnya udah dari tadi." Tanya Ardy bingung.
"Oh, gw gak sengaja nabrak cewek di depan sekolah tadi, dia luka jadi gw anterin ke UKS dulu." Jelas Riki.
"Nganterin doang gak mungkin 1 jam, modus lo ya." Jawab Ardy curiga.
"Nganterinnya sih bentar, nemeninnya yang lama, lagian males juga gw ngerjain ulangan waktu mempet, jadi minta ijin aja ke kepsek (kepala sekolah)" Terang Riki.
"Yaelah, jadi lo ada tambahan abis pulang sekolah?" Ardy kembali bertanya.
"Ya gitu deh, Putri ama Violla kemana btw?" Jawab Riki sembari bertanya.
"Oh mereka, ngambil buku paket tuh di kantor." Sahut Ardy.
"Oh..." Seru Riki.
(Jam istirahat pertama, di depan kelas)
"Eh, Gue mau ke kantor ada meeting buat turnamen Volley, gue jadi gak ke kantin dulu." Kata Ardy ke Riki.
"Ya udah sana." Jawab Riki..
"Aku ke kantor dulu ya, ada meeting ama guru Volley, kalian duluan aja." Kata Ardy ke Putri dan Violla.
"Ya udah kalo gitu, kita duluan ya" Jawab Violla.
"Ok." Sahut Ardy yang kemudian pergi menuju kantor guru, Riki, Violla, dan Putri pun pergi menuju kantin.
(DIi kantin, Di depan tempat memesan.)
"Gue duluan ya," Riki berpamit ke Putri dan Violla dan hendak pergi.
"Beli roti dpang lo" Tanya Putri.
"Iya nih." Jawab Riki.
"Roti dua segede gitu buat siapa?" Putri kembali bertanya, karena Riki membeli dua Roti ukuran lumayan besar.
"Mau tau banget lo Put," Sahut Riki.
"Udah biarin aja kali Put." Sela Violla.
"Yaudah gw duluan ya," Kata Riki yang langsung pergi meninggalkan Violla dan Putri.
"Heh?!" Seru Putri yang bingung dengan tingkah Riki.
"Udah, yuk pesen." Kata Violla yang tak peduli.
(Di depan kelas kelas Rena, Riki kembali bertemu Arya.)
"Ngapain lo di sini?!" Seru Arya.
"Terserah gue dong mau ngapain." Jawab Riki santai.
"Mau cari Rena lo?!" Tanya Arya dengan nada kesal.
"Kalo iya kenapa, cumburu lo?!" Ejek Riki.
"Hah!" Seru Arya yang terlihat sangat kesal.
"Udah minggir mau lewat..." Kata Riki yang pergi meninggalkan Arya menuju ke dalam kelas Rena, Arya hanya bisa terdiam dengan muka kesal.
(Di dalam kelas Rena.)
"Eh Riki, ngapain ke sini?!" Tanya Rena yang melihat Riki menuju ke Arahnya.
"Eh, iya nih, aku bawain Roti, aku ngira kamu gak ke kantin, eh ternyata bener." Jawab Riki.
"Gak usah repot-repot sih." Balas Rena.
"Oh, gak repot kok beneran, malah aku minta maaf gara-gara aku kamu jadi susah ke mana-mana." Sahut Riki.
"Udah kali gapapa, lagian aku juga gak laper." Kata Rena.
"Udah ini makan aja, tar kalo nunggu laper malah kelaperan loh..." Canda Riki.
"Eh..." Seru Rena yang tertawa kecil.
"Nanti istirahat kedua mau mesen apa, nanti aku beliin." Tawar Riki.
"Eh, gak usah, ini aja udah cukup," Tolak Rena.
"Beneran?!" Tanya Riki.
"Iya bener, lagian aku istirahat ke-2 jarang ke kantin kok biasanya, ini aja cukup." Jawab Rena.
"Aku ganggu ya?!" Tanya Riki karena di melihat banyak yang memperhatikan mereka.
"Eh, enggak kok.cuma beneran ini aja cukup, kamu jga belom ke kantin kan, nanti kamu yang kelaperan." Canda Rena.
"Heh, ya udah kalo kamu nolak, btw aku balik ke kelas aku dulu ya, udah mau masuk jg ini." Kata Riki.
"Oh iya, makasih ya kuenya."Jawab Rena sambil tersenyum.
"Oh, bukan apa-apa." Sahut Riki yang kemudian meninggalkan kelas Rena.
(Di meja kantin, Putri dan Violla sedang menyantap makanan mereka sembari mengobrol)
"Eh, gue masiih penasaran Riki beli roti tadi buat siapa ya?!" Tanya Putri ke Violla dengan penasaran.
"Mana gue tau, lagian gak penting sih bahas itu." Jawab Violla cuek.
"Ya emang gak penting sih, cuma penassan aja, lagian lo cuek amat sih Vi, tar naksir lo." Goda Putri.
"Hah?!" Seru Violla dengan nada kesal.
"Permisi, boleh duduk sini gak?!" Tiba-tiba suara lelaki datang yang ternyata adalah Arya.
"Eh?!" Putri melihat ke arah Arya dan sedikit kaget.
"Oh, boleh kok duduk aja." Jawab Violla yang mempersilahkan Ardy duduk.
"Ok, makasih, permisi ya." Ucap Ardy yang kemudian duduk. Saat itu Putri hanya terdiam tanpa kata dan menghindari menatap ke Arya. "Oh ya, nama Aku Ardy, 11 Multimedia B" Lanjut Ardy memperkenalkan diri.
"Oh Arya, Aku Violla 11 Multimedia A" Jawab Violla.
"Aku Putri, 11 Mutimedia A juga" Jawab Putri malu-malu.
"Eh Putri?!, pacarnya Ardy itu ya?!" Seru Arya tiba-tiba dengan nada sedikit terkejut.
"Eh?!" Putri kaget dengan pertanyaan Arya.
"Eh, maaf. Salah ya?! Soalnya aku denger cerita Riki ke klub anak volley kalo Ardy nembak Putri, itu kamu kan?!" Jelas Arya.
"Riki kampret!" Seru Putri kesal.
"Soalnya aku sering liat kamu bareng Ardy sih, jadi aku kira kalian Pacaran." Terang Arya.
"Enggak kok, kita gak pacaran." Bantah Putri.
"Heh?! Sorry banget kalo gitu tiba-tiba baru kenal ngomong gini." Arya meminta maaf.
"Gapapa kok" Jawab Putri.
"Jadi kamu gak pacaran ya, padahal Ardy kan baik, pinter, volley-nya juga jago." Arya memuji Ardy dengan santainya.
"Gak kok, kita cuma temenan doang." Terang Putri.
"Berarti kamu nolak Ardy dong." Tanya Arya.
"Kalo itu..." Putri bingung ingin menjawab apa dengan pertanyaan itu.
"Eh sorry, bukan bermaksud kepo, kebiasaan kalo ngobrol kebablasan gini..." Kata Ardy yang sedikit gak sadar dengan obrolannya.
"Oh, gapapa kok." Jawab Putri.
"Balik kelas yuk" Violla tiba-tiba berkata ke Putri karena dari tadi hanya terdiam mendengaran obrolan Arya dan Putri.
"Eh?! udah selesai?" Putri bertanya ke Violla yang sudah selesai makan.
"Udah lah, lo ngobro terus sih." Jawab Violla.
"Oke bentar," Sahut Putri yang menyelesaikan makannya.
"Udah mau balik kelas?" Tanya Arya ke Putri.
"Iya nih," Jawab Putri.
"Kita duluan ya," Kata Violla.
"Oh, iya." Jawab Arya, Putri dan Violla pun pergi meninggalkan Arya untuk membayar makanan mereka dan mininggalkan kantin, saat itu Putri lebih banyak diam karena tak tahu ingin berkata apa
(Pulang sekolah, di depan pintu kelas)
"Balik duluan aja, gw masih ada ulangan susulan nih, mumpung gurunya mau abis kelas." Kata Riki.
"Makannya alarm di pasang jam 6 bukan jam 8." Ejek Violla.
"Ga usah komentar lo." Sahut Riki.
"Udah jangan berantem, jadi keliatan makin akrab kalian." Potong putri dengan candaan.
"hah!" Riki dan Violla kompak berseru.
"Kompak banget njir..." Ejek Ardy.
"Ya udah gw duluan ya." Pamit Riki pergi meninggalkan Ardy, Putri dan Violla.
"Ngerjainnya melek jangan merem." Ejek Ardy dengan suara keras, Riki hanya terus berjalan.
"Yuk jalan." Ajak Violla.
"Yuk." Seru Ardy dan Putri.
(Di depan kantor, ruang guru.)
"Eh udah di sini Ren." Seru Riki yang sudah melihat Rena di depan ruang guru.
"Eh Riki, iya nih. Katanya tadi langsung aja ke kelas 10 Teknik Listrik A, tuh di situ deket." Jawab Rena.
"Aku juga?!" Tanya Riki.
"Iya tadi gurunya nanyain kamu juga sih di suruh kek kelas yang sam, eh kamunya dateng." Terang Rena.
"Yaudah yuk, langsung ke kelas aja, mau ku bantu." Tawar Riki.
"Ga usah, udah bisa jalan kok." Tolak Rena.
"Ya udah duluan," Lanjut Riki. Sambil terpincang Rena pun menuju kelas bersama Riki.
"Good luck ya" Seru Riki ke Rena.
"Ya, kamu juga Good Luck" Balas Rena. Yang kemudian masuk ke kelas.
(Setelah 1 jam, Riki dan Rena pun selesai. Di depan ruang kelas.)
"Gimana soalnya?!" Tanya Riki.
"Ya gitu deh, kamu sendiri gimana?!" Jawab Rena.
"Oh gampang itu mah, makanan sehari-hari." Sahut Riki dengan nada remeh.
"Wah hebat ya kamu, padahal matematika kan..." Puji Rena.
"Iya, saking hebatnya sampe ga perlu baca soal..." Jawab Riki.
"Heh?!" Seru Rena sambil tertawa kecil.
"Btw, mau langsung pulang?! aku anter sampe depan ya, di jemput papa kamu kan?" Tawar Riki.
"Eh, Iya. Tapi ga usah kamu duluan aja." Tolak Rena.
"Gapapa, sekalian minta maaf ke papa kamu, gak enak soalnya." Riki bersikeras.
"Eh, gak usah, aku bisa jelasin sendiri kok, lagian papa aku galak lok." Rena mencoba menakuti Riki.
"Papa kamu makan orang ya?!" Tanya Riki dengan candaan.
"Ya gak lah..." Sahut Rena
"Kalo gak berarti gapapa" Kata Riki.
"Ya udah deh, tapi nanti jangan kabur." Canda Rena.
"Ya kali..." Balas Riki.
(Di luar sekolah, Rena dan Rini menunggu jemputan Ayah Rena.)
"Itu mobilnya,,," Seru Rena sambil menunjuk mobil Ayahnya.
"Oh..." Seru Rena.
"Udah lama nunggunya,,," Seru Ayah Rena dari dalam mobil yang sudah terbuka pintunya.
"Belom kok." Jawab Rena.
"Ini Siapa?" Tanya Ayah Rena ke Rena yang melihat Riki.
"Oh, saya Riki om." Jawab Riki yang sadar Ayah Rena menanyai tentang dirinya.
"Riki, siapa? Pacar kamu Ren?" Tanya Ayah Rena ke Rena.
"Eh?! Bukan, dia temen Aku Pa, tadi abis ulangan susulan bareng." Jelas Rena.
"Oh kirain pacar kamu..." Ayah Rena tertawa, kemudian dia melihat kaki Rena yang terluka lau bertanya. "Itu kaki kamu kenapa?!" Tanya Ayah Rena.
"Oh itu om, maaf sebelumnya, tadi saya gak sengaja nabrak Rena di depan sekolah tadi pagi, terus dia jatuh jadi luka gitu om, saya minta maaf ya om" Terang Riki kepada Ayah Rena.
"Tapi udah gapapa kok Pa, Riki juga udah nganterin ke UKS buat di obatin" Lanjut Rena.
"Beneran gapapa?!" Tanya Ayah Rena kembali.
"Beneran kok..." Jawab Rena.
"Ya udah, lain kali hati ya kamu, liat-liat orang kalo jalan...." Nasehat Ayah Rena ke Riki.
"Sebenernya lari sih om..." Seru Riki.
"Oh lari, berari salah ya, berarti Liat-liat orang kalo lari...." Canda Ayah Rena.
"Gini galak..." Bisik Riki ke Rena, Rena hanya tertawa kecil dengan perkataan Riki.
"Ya udah, Rena ayo kita pulang, udah sore ini." Ajak Ayah Rena.
"Eh iya, aku duluan ya Rik." Pamit Rena.
"Eh, iya." Jawab Riki.
"Duluan ya," Kata Ayah Rena.
"Iya om, sekali lagi maaf ya om." Kata Riki kembali meminta maaf. Ayah Rena hanya tersenyum dan pergi meninggalkan Riki bersam Rena dengan mobilnya.
(Keesokan harinya, di perjalanan menuju sekolah.)
"Gimana lo sama Arya." Tanya Violla.
"Ya gak gimana-gimana lah, lo sendiri kan tau kita aja baru kenalan kemaren." Jelas Putri.
"Oh, gitu..." Seru Violla.
"Eh menurut lo, banyak yang nganggep kalo gue ama Ardy pacaran gak sih?!" Tanya Putri.
"Kalo liat Arya kemarin sih mungkin iya." Jawab Violla.
"Menurut lo kenapa?" Putri kembali bertanya.
"Menurut gue sih karena udah banyak yang tau kalo lo di tembak Ardy, terlebih kalian udah biasa bareng, jadi mungkin mereka nganggep lo ama Ardy udah jadian" Jelas Violla.
"Eh, gitu ya, terus gw harus gimana dong, sebenernya gue mau kasi kejelasan buat Ardy biar dia gak terus ngarepin gue." Terang Putri.
"Kalo itu sih terserah lo, ya kalo menurut gw kenapa gak lo kasi jawaban teges aja ke Ardy." Saran Violla.
"Tapi kan dia gak mau penolakan dari gue..." Jawab Putri.
"Ya kalo itu sih, gimana ya, gue yakin sih dia bakal ngerti kalo lo jelasin dengan alesan yang bener." Jelas Violla.
"Alesan kah..." Seru Putri.
"Hey!" Terdengar seruan Ardy dari jauh yang kemudian menuju Putri dan Violla. "Pagi Put, Pagi Vi" Sapa Ardy dengan senyuman.
"Pagi..." Sahut Putri dan Violla.
"Aku duluan ya, ada yang mau aku kerjain." Kata Putri tiba-tiba dan pergi begitu saja meninggalkan Ardy dan Violla.
"Eh?!" Ardy bingung dengan sikap Putri, lalu bertanya ke Violla "Eh, Putri kenapa Vi?" Tanya Ardy.
"Ga tau deh..." Violla coba menyembunyikan tentang kedekatan Ardya dan Putri.
"Emang apa yang mau di kerjain?!" Ardy kembali bertanya.
"Sebenernya Ar, dia------"
Bersambung bulan depan! Thanks for Read!!!!
Story by : AHMAD SAIFUDIN
----Last Month Story----
"Oh itu, nanti pulang sekolah kamu di suruh ke ruang guru, aku juga sih sebenenya, maaf ya gara-gara aku jadi gini..." Jelas Riki sembari meminta maaf.
"Gapapa kok, tapi kamu kok di panggil juga?" si Cewek kembali bertanya.
"Itu, sebenernya aku juga lagi ada test matemitka, jadi sepulang sekolah harus nyusul ngerjain sama kayak kamu." Terang Riki.
"Heh?! kenapa kamu ga bilang, kan tadi masih ada waktu..." Jawab si Cewek.
"Kasian kamu di sini sendiri, kan serem kalo gak ada yang nemenin...." Kata Riki dengan candaan.
"Eh.... gak gitu juga sih...." Seru si Cewek.
"Sebenernya sih males aja kalo matematika, hahaa" Jelas Riki sembari tertawa.
"Oh...." Seru si Cewek.
"Eh asik ngobrol dari tadi, jadi belom sempet kenalan, nama kamu siapa?" Tanya Riki.
"Eh, iya.... nama aku------"
~Bagian 4 : Awal yang baru~
"Eh, iya.... nama aku Rena Ananda, panggil aja Rena, kalo kamu." Jawab Rena.
"Oh, Rena, nama Aku Riki Aditya" Balas Riki.
"Oh, Riki kan?" Rena manyakan nama panggilannya.
"Kalo mau panggi Adit juga gapapa, tapi temen-temen aku sih manggilnya Riki... hehe" Jawab Riki dengan candaan.
"Oh, Riki aja kalo gitu deh...." Balas Rena.
"Iya, gimmana enaknya kamu aja." Sahut Riki.
(Terdengar suara bell pergantiaan pelajaran berbunyi)
"Eh udah ganti pelajaran tuh, balik ke kelas gih..." Seru Rena.
"Terus kamu gimana, bisa jalan sendiri gak ke kelas..." Tanya Riki.
"Bisa kok."Jawab Rena.
"Coba bediri," Pinta Riki yang masih ragu.
"Eh?!" Rena bingung dengan perkataan Riki.
"Iya coba bediri, kalo bisa berdiri tegak aku duluan, kalo ga bisa aku anterin." Tantang Riki.
"Eh, kok gitu." Rena semakin bingung.
"Udah coba aja." Seru Riki.
"Ya udah," Rena menuruti pekataan Riki dan mencoba untu berdiri, "Awww..." Seru Rena yang belum sepenuhnya tegak berdiri sudah merasa kesakitan.
"Tuh kan masih sakit, gimana mau ke kelass sendiri kalo begitu, sini aku anterin. ga udah banyak tanya udah mepet nih" Kata Riki sembari menghampiri Rena dan mengangkata tangan kirinya ke pundaknya untuk membantunya berdiri.
"Eh." Seru Rena yang kaget dan hanya terdiam tanpa banyak bicara sembari menatap ke arah Riki.
"Yuk jalan, pelan-pelan aja." Ajak Riki sembari mengajak Rena berjalan keluar UKS dan menuju ke kelas Rena.
(Di depan kelas Rena)
"Udah sampe sini aja." Kata Rena ke Riki.
"Beneran? udah tanggug aku bantu sampe kursi biar selamet." Jawab Riki.
"Gapapa kok, aku bisa sendiri kok, di sini aja cukup." Sahut Rena.
"Kenapa?! ada pacarmu ya di dalem, takur di marahin?" Tanya Riki dengan nada becanda.
"Eh?!" Rena sedikit bingung dengan candaan Riki.
(Tiba-tiba datang seorang lelaki yang ternyata adalah Arya dan langsung bertanya ke Rena tentang lukanya)
"Eh, kaki kamu kenapa?" Tanya Arya yang baru keluar dari kelas ke Rena.
"Gapapa." Sahut Rena dengan nada malas.
"Gapapa apanya, di perban gitu." Kata Riki yang melihat perban di lutut Rena.
"Jadi ini Pacar?" Tiba-tiba Riki bertanya ke Rena.
"Eh, bukan." Sahut Rena.
"Lo apain Rena?!" Potong Arya dengan nada sedikt marah.
"Gak gue apa apain kok, biasa aja kali pak nanyanya, pacar juga bukan tuh katanya." Jawab Riki santai dengan ekpresi mengejek.
"Hah!" Seru Arya dengan nada kesal.
"Udah, apaan sih kamu Ar." Sahut Rena dengan sedikit kesal.
"Aku anterin ke dalem ya?" Tawar Arya ke Rena.
"Ga usah," Jawab Rena singkat dan tegas.
"Duh nyesek, yaudah biar aku anter sampe ke bangku kamu ya." Kata Riki, sembari sedikit mengejek Arya dengan perkataanya, Arya pun terlihat sangat kesal.
"Eh," Seru Rena yamg di bantu Riki langsung masuk ke kelas. "Makasih ya," Kata Rena yang berterima kasih ke Riki yang mengantarkannya sampai ke dalam kelas, saat itu juga semua perhatian di kelas Rena tertuju ke mereka berdua.
"Yaudah aku balik kek kelas aku dulu ya, gak enak di liatin gini." Kata Riki dengan nada pelan.
"Sorry banget ya." Rena meminta maaf ke Riki.
"Oh, gapapa kok, ga perlu minta maaf, yaudah aku balik ke kelas aku dulu ya," Sahut Riki.
"Em" Balas Rena sembari menganggguk.
.
(Riki berjalan keluar kelas Rena den saat di pintu keluar tiba-tiba dia berkata ke Arya)
"Don't mind" Kata Riki sambil memegang pundak Arya dengan muka sangat puas dengan kejahilannya, dan kemudian langsung meninggalkan Arya.
"Hah!!" Seru Arya dengan muka sangat kesal.
(Riki tiba di dalam kelas dan menuju tempat duduknya.)
"Dari mana aja lo baru sampe, emang boleh masuk jam segini?" Ardy langsung bertanya.
"Kampret lo beneran gak ngampirin gue, telat beneran gue jadinya." Keluh Riki ke Ardy.
"Lah, kan gue dah bilang gak ngampirin semalem, salahnya di suruh nginep di rumah gue kagak mau." Jawab Ardy.
"Bener juga sih." Kata Ardy sembari tertawa kecil yang mengaku bersalah.
"Lah..." Seru Ardy
"Btw, gimana ulangannya?" Tanya Riki.
"Levelnya Easy sih kalo gue, kalo lo mungkin jadi Hard." Jawab Ardy dengan nada Ejekan.
"Kampret." Seru Riki.
"Lo kemana aja kok baru masuk jam ke-2, kalo telat harusnya udah dari tadi." Tanya Ardy bingung.
"Oh, gw gak sengaja nabrak cewek di depan sekolah tadi, dia luka jadi gw anterin ke UKS dulu." Jelas Riki.
"Nganterin doang gak mungkin 1 jam, modus lo ya." Jawab Ardy curiga.
"Nganterinnya sih bentar, nemeninnya yang lama, lagian males juga gw ngerjain ulangan waktu mempet, jadi minta ijin aja ke kepsek (kepala sekolah)" Terang Riki.
"Yaelah, jadi lo ada tambahan abis pulang sekolah?" Ardy kembali bertanya.
"Ya gitu deh, Putri ama Violla kemana btw?" Jawab Riki sembari bertanya.
"Oh mereka, ngambil buku paket tuh di kantor." Sahut Ardy.
"Oh..." Seru Riki.
(Jam istirahat pertama, di depan kelas)
"Eh, Gue mau ke kantor ada meeting buat turnamen Volley, gue jadi gak ke kantin dulu." Kata Ardy ke Riki.
"Ya udah sana." Jawab Riki..
"Aku ke kantor dulu ya, ada meeting ama guru Volley, kalian duluan aja." Kata Ardy ke Putri dan Violla.
"Ya udah kalo gitu, kita duluan ya" Jawab Violla.
"Ok." Sahut Ardy yang kemudian pergi menuju kantor guru, Riki, Violla, dan Putri pun pergi menuju kantin.
(DIi kantin, Di depan tempat memesan.)
"Gue duluan ya," Riki berpamit ke Putri dan Violla dan hendak pergi.
"Beli roti dpang lo" Tanya Putri.
"Iya nih." Jawab Riki.
"Roti dua segede gitu buat siapa?" Putri kembali bertanya, karena Riki membeli dua Roti ukuran lumayan besar.
"Mau tau banget lo Put," Sahut Riki.
"Udah biarin aja kali Put." Sela Violla.
"Yaudah gw duluan ya," Kata Riki yang langsung pergi meninggalkan Violla dan Putri.
"Heh?!" Seru Putri yang bingung dengan tingkah Riki.
"Udah, yuk pesen." Kata Violla yang tak peduli.
(Di depan kelas kelas Rena, Riki kembali bertemu Arya.)
"Ngapain lo di sini?!" Seru Arya.
"Terserah gue dong mau ngapain." Jawab Riki santai.
"Mau cari Rena lo?!" Tanya Arya dengan nada kesal.
"Kalo iya kenapa, cumburu lo?!" Ejek Riki.
"Hah!" Seru Arya yang terlihat sangat kesal.
"Udah minggir mau lewat..." Kata Riki yang pergi meninggalkan Arya menuju ke dalam kelas Rena, Arya hanya bisa terdiam dengan muka kesal.
(Di dalam kelas Rena.)
"Eh Riki, ngapain ke sini?!" Tanya Rena yang melihat Riki menuju ke Arahnya.
"Eh, iya nih, aku bawain Roti, aku ngira kamu gak ke kantin, eh ternyata bener." Jawab Riki.
"Gak usah repot-repot sih." Balas Rena.
"Oh, gak repot kok beneran, malah aku minta maaf gara-gara aku kamu jadi susah ke mana-mana." Sahut Riki.
"Udah kali gapapa, lagian aku juga gak laper." Kata Rena.
"Udah ini makan aja, tar kalo nunggu laper malah kelaperan loh..." Canda Riki.
"Eh..." Seru Rena yang tertawa kecil.
"Nanti istirahat kedua mau mesen apa, nanti aku beliin." Tawar Riki.
"Eh, gak usah, ini aja udah cukup," Tolak Rena.
"Beneran?!" Tanya Riki.
"Iya bener, lagian aku istirahat ke-2 jarang ke kantin kok biasanya, ini aja cukup." Jawab Rena.
"Aku ganggu ya?!" Tanya Riki karena di melihat banyak yang memperhatikan mereka.
"Eh, enggak kok.cuma beneran ini aja cukup, kamu jga belom ke kantin kan, nanti kamu yang kelaperan." Canda Rena.
"Heh, ya udah kalo kamu nolak, btw aku balik ke kelas aku dulu ya, udah mau masuk jg ini." Kata Riki.
"Oh iya, makasih ya kuenya."Jawab Rena sambil tersenyum.
"Oh, bukan apa-apa." Sahut Riki yang kemudian meninggalkan kelas Rena.
(Di meja kantin, Putri dan Violla sedang menyantap makanan mereka sembari mengobrol)
"Eh, gue masiih penasaran Riki beli roti tadi buat siapa ya?!" Tanya Putri ke Violla dengan penasaran.
"Mana gue tau, lagian gak penting sih bahas itu." Jawab Violla cuek.
"Ya emang gak penting sih, cuma penassan aja, lagian lo cuek amat sih Vi, tar naksir lo." Goda Putri.
"Hah?!" Seru Violla dengan nada kesal.
"Permisi, boleh duduk sini gak?!" Tiba-tiba suara lelaki datang yang ternyata adalah Arya.
"Eh?!" Putri melihat ke arah Arya dan sedikit kaget.
"Oh, boleh kok duduk aja." Jawab Violla yang mempersilahkan Ardy duduk.
"Ok, makasih, permisi ya." Ucap Ardy yang kemudian duduk. Saat itu Putri hanya terdiam tanpa kata dan menghindari menatap ke Arya. "Oh ya, nama Aku Ardy, 11 Multimedia B" Lanjut Ardy memperkenalkan diri.
"Oh Arya, Aku Violla 11 Multimedia A" Jawab Violla.
"Aku Putri, 11 Mutimedia A juga" Jawab Putri malu-malu.
"Eh Putri?!, pacarnya Ardy itu ya?!" Seru Arya tiba-tiba dengan nada sedikit terkejut.
"Eh?!" Putri kaget dengan pertanyaan Arya.
"Eh, maaf. Salah ya?! Soalnya aku denger cerita Riki ke klub anak volley kalo Ardy nembak Putri, itu kamu kan?!" Jelas Arya.
"Riki kampret!" Seru Putri kesal.
"Soalnya aku sering liat kamu bareng Ardy sih, jadi aku kira kalian Pacaran." Terang Arya.
"Enggak kok, kita gak pacaran." Bantah Putri.
"Heh?! Sorry banget kalo gitu tiba-tiba baru kenal ngomong gini." Arya meminta maaf.
"Gapapa kok" Jawab Putri.
"Jadi kamu gak pacaran ya, padahal Ardy kan baik, pinter, volley-nya juga jago." Arya memuji Ardy dengan santainya.
"Gak kok, kita cuma temenan doang." Terang Putri.
"Berarti kamu nolak Ardy dong." Tanya Arya.
"Kalo itu..." Putri bingung ingin menjawab apa dengan pertanyaan itu.
"Eh sorry, bukan bermaksud kepo, kebiasaan kalo ngobrol kebablasan gini..." Kata Ardy yang sedikit gak sadar dengan obrolannya.
"Oh, gapapa kok." Jawab Putri.
"Balik kelas yuk" Violla tiba-tiba berkata ke Putri karena dari tadi hanya terdiam mendengaran obrolan Arya dan Putri.
"Eh?! udah selesai?" Putri bertanya ke Violla yang sudah selesai makan.
"Udah lah, lo ngobro terus sih." Jawab Violla.
"Oke bentar," Sahut Putri yang menyelesaikan makannya.
"Udah mau balik kelas?" Tanya Arya ke Putri.
"Iya nih," Jawab Putri.
"Kita duluan ya," Kata Violla.
"Oh, iya." Jawab Arya, Putri dan Violla pun pergi meninggalkan Arya untuk membayar makanan mereka dan mininggalkan kantin, saat itu Putri lebih banyak diam karena tak tahu ingin berkata apa
(Pulang sekolah, di depan pintu kelas)
"Balik duluan aja, gw masih ada ulangan susulan nih, mumpung gurunya mau abis kelas." Kata Riki.
"Makannya alarm di pasang jam 6 bukan jam 8." Ejek Violla.
"Ga usah komentar lo." Sahut Riki.
"Udah jangan berantem, jadi keliatan makin akrab kalian." Potong putri dengan candaan.
"hah!" Riki dan Violla kompak berseru.
"Kompak banget njir..." Ejek Ardy.
"Ya udah gw duluan ya." Pamit Riki pergi meninggalkan Ardy, Putri dan Violla.
"Ngerjainnya melek jangan merem." Ejek Ardy dengan suara keras, Riki hanya terus berjalan.
"Yuk jalan." Ajak Violla.
"Yuk." Seru Ardy dan Putri.
(Di depan kantor, ruang guru.)
"Eh udah di sini Ren." Seru Riki yang sudah melihat Rena di depan ruang guru.
"Eh Riki, iya nih. Katanya tadi langsung aja ke kelas 10 Teknik Listrik A, tuh di situ deket." Jawab Rena.
"Aku juga?!" Tanya Riki.
"Iya tadi gurunya nanyain kamu juga sih di suruh kek kelas yang sam, eh kamunya dateng." Terang Rena.
"Yaudah yuk, langsung ke kelas aja, mau ku bantu." Tawar Riki.
"Ga usah, udah bisa jalan kok." Tolak Rena.
"Ya udah duluan," Lanjut Riki. Sambil terpincang Rena pun menuju kelas bersama Riki.
"Good luck ya" Seru Riki ke Rena.
"Ya, kamu juga Good Luck" Balas Rena. Yang kemudian masuk ke kelas.
(Setelah 1 jam, Riki dan Rena pun selesai. Di depan ruang kelas.)
"Gimana soalnya?!" Tanya Riki.
"Ya gitu deh, kamu sendiri gimana?!" Jawab Rena.
"Oh gampang itu mah, makanan sehari-hari." Sahut Riki dengan nada remeh.
"Wah hebat ya kamu, padahal matematika kan..." Puji Rena.
"Iya, saking hebatnya sampe ga perlu baca soal..." Jawab Riki.
"Heh?!" Seru Rena sambil tertawa kecil.
"Btw, mau langsung pulang?! aku anter sampe depan ya, di jemput papa kamu kan?" Tawar Riki.
"Eh, Iya. Tapi ga usah kamu duluan aja." Tolak Rena.
"Gapapa, sekalian minta maaf ke papa kamu, gak enak soalnya." Riki bersikeras.
"Eh, gak usah, aku bisa jelasin sendiri kok, lagian papa aku galak lok." Rena mencoba menakuti Riki.
"Papa kamu makan orang ya?!" Tanya Riki dengan candaan.
"Ya gak lah..." Sahut Rena
"Kalo gak berarti gapapa" Kata Riki.
"Ya udah deh, tapi nanti jangan kabur." Canda Rena.
"Ya kali..." Balas Riki.
(Di luar sekolah, Rena dan Rini menunggu jemputan Ayah Rena.)
"Itu mobilnya,,," Seru Rena sambil menunjuk mobil Ayahnya.
"Oh..." Seru Rena.
"Udah lama nunggunya,,," Seru Ayah Rena dari dalam mobil yang sudah terbuka pintunya.
"Belom kok." Jawab Rena.
"Ini Siapa?" Tanya Ayah Rena ke Rena yang melihat Riki.
"Oh, saya Riki om." Jawab Riki yang sadar Ayah Rena menanyai tentang dirinya.
"Riki, siapa? Pacar kamu Ren?" Tanya Ayah Rena ke Rena.
"Eh?! Bukan, dia temen Aku Pa, tadi abis ulangan susulan bareng." Jelas Rena.
"Oh kirain pacar kamu..." Ayah Rena tertawa, kemudian dia melihat kaki Rena yang terluka lau bertanya. "Itu kaki kamu kenapa?!" Tanya Ayah Rena.
"Oh itu om, maaf sebelumnya, tadi saya gak sengaja nabrak Rena di depan sekolah tadi pagi, terus dia jatuh jadi luka gitu om, saya minta maaf ya om" Terang Riki kepada Ayah Rena.
"Tapi udah gapapa kok Pa, Riki juga udah nganterin ke UKS buat di obatin" Lanjut Rena.
"Beneran gapapa?!" Tanya Ayah Rena kembali.
"Beneran kok..." Jawab Rena.
"Ya udah, lain kali hati ya kamu, liat-liat orang kalo jalan...." Nasehat Ayah Rena ke Riki.
"Sebenernya lari sih om..." Seru Riki.
"Oh lari, berari salah ya, berarti Liat-liat orang kalo lari...." Canda Ayah Rena.
"Gini galak..." Bisik Riki ke Rena, Rena hanya tertawa kecil dengan perkataan Riki.
"Ya udah, Rena ayo kita pulang, udah sore ini." Ajak Ayah Rena.
"Eh iya, aku duluan ya Rik." Pamit Rena.
"Eh, iya." Jawab Riki.
"Duluan ya," Kata Ayah Rena.
"Iya om, sekali lagi maaf ya om." Kata Riki kembali meminta maaf. Ayah Rena hanya tersenyum dan pergi meninggalkan Riki bersam Rena dengan mobilnya.
(Keesokan harinya, di perjalanan menuju sekolah.)
"Gimana lo sama Arya." Tanya Violla.
"Ya gak gimana-gimana lah, lo sendiri kan tau kita aja baru kenalan kemaren." Jelas Putri.
"Oh, gitu..." Seru Violla.
"Eh menurut lo, banyak yang nganggep kalo gue ama Ardy pacaran gak sih?!" Tanya Putri.
"Kalo liat Arya kemarin sih mungkin iya." Jawab Violla.
"Menurut lo kenapa?" Putri kembali bertanya.
"Menurut gue sih karena udah banyak yang tau kalo lo di tembak Ardy, terlebih kalian udah biasa bareng, jadi mungkin mereka nganggep lo ama Ardy udah jadian" Jelas Violla.
"Eh, gitu ya, terus gw harus gimana dong, sebenernya gue mau kasi kejelasan buat Ardy biar dia gak terus ngarepin gue." Terang Putri.
"Kalo itu sih terserah lo, ya kalo menurut gw kenapa gak lo kasi jawaban teges aja ke Ardy." Saran Violla.
"Tapi kan dia gak mau penolakan dari gue..." Jawab Putri.
"Ya kalo itu sih, gimana ya, gue yakin sih dia bakal ngerti kalo lo jelasin dengan alesan yang bener." Jelas Violla.
"Alesan kah..." Seru Putri.
"Hey!" Terdengar seruan Ardy dari jauh yang kemudian menuju Putri dan Violla. "Pagi Put, Pagi Vi" Sapa Ardy dengan senyuman.
"Pagi..." Sahut Putri dan Violla.
"Aku duluan ya, ada yang mau aku kerjain." Kata Putri tiba-tiba dan pergi begitu saja meninggalkan Ardy dan Violla.
"Eh?!" Ardy bingung dengan sikap Putri, lalu bertanya ke Violla "Eh, Putri kenapa Vi?" Tanya Ardy.
"Ga tau deh..." Violla coba menyembunyikan tentang kedekatan Ardya dan Putri.
"Emang apa yang mau di kerjain?!" Ardy kembali bertanya.
"Sebenernya Ar, dia------"
Bersambung bulan depan! Thanks for Read!!!!
PokerStars Casino - JT Hub
ReplyDeletePokerStars Casino 천안 출장마사지 - Get 100% up to $500 인천광역 출장안마 The newest casino game from PokerStars 충청남도 출장안마 Casino is 강릉 출장샵 available in a variety of different categories: slots, 평택 출장마사지