SUKI~ Ketika Kamu di Cintai Seseorang ~Bagian 5 : Menuju Sebuah Jawaban~


SUKI~ When You Are In Love Someone
Story by : AHMAD SAIFUDIN

----Last Month Story----
"Hey!" Terdengar seruan Ardy dari jauh yang kemudian menuju Putri dan Violla. "Pagi Put, Pagi Vi" Sapa Ardy dengan senyuman.
"Pagi..." Sahut Putri dan Violla.
"Aku duluan ya, ada yang mau aku kerjain." Kata Putri tiba-tiba dan pergi begitu saja meninggalkan Ardy dan Violla.
"Eh?!" Ardy bingung dengan sikap Putri, lalu bertanya ke Violla "Eh, Putri kenapa Vi?" Tanya Ardy.
"Ga tau deh..." Violla coba menyembunyikan tentang kedekatan Ardya dan Putri.
"Emang apa yang mau di kerjain?!" Ardy kembali bertanya.
"Sebenernya Ar, dia------"

~Bagian 5 : Menuju sebuah jawaban~

"Sebenernya Ar, dia...." Violla hendak mengatakan sesuatu tapi ragu mengatakannya.
"Dia kenapa?!" Tanya Ardy.
"Dia emang ada yang mau di kerjain, gak ada apa-apa kok." Violla batal mengatakan yang sebenernya dia ingin katakan.
"Oh, ngerjain apaan sih buru-buru gitu?!" Ardy kembali bertanya karena masih penassaran.
"Itu---" Violla bingung ingin menjawab apa ke Ardy, tiba-tiba Riki datang dengan berlari.
"Woy, woy, telat-telat..." Seru Riki sembari menuju ke arah Ardy dan Violla.
"Ngapain lo lari-lari...." Tanya Ardy.
"Bangun kesiangan gue, gue kira telat..." Seru Riki.
"Ini baru jam berapa kamret." Sahut Ardy.
"Ya udah, gue duluan ya." Violla mencoba menghindari pertanyaan Ardy sebelumnya.
"Eh, duluan?!" Seru Ardy.
"Iya, aku mau nyusul Putri." Terang Violla.
"Oh, ya udah." Jawab Ardy yang sedikit bingung dengan tingkah Violla.
"Eh, Violla kenapa?!" Tanya Riki.
"Gak tau gue, aneh, Putri juga tadi." Jawab Ardy.
"Ya udah biarin, jalan gih." Seru Riki. Ardy dan Riki melanjutkan berjalan menuju kelas mereka.

Pada jam istirahat sekolah, di depan pintu kelas Ardy hendak mengajak Putri dan Violla ke kanrin bersama.
"Kantin yuk,,," Ajak Ardy.
"Yuk lah," Sahut Riki."Bukan lo kampret, yuk Vi, Put." Seru Ardy
"Ah sorry Ar, aku mau ke perpus aja ada buku yang mau aku pinjem..." Jawab Putri yang sedikit gugup.
"Eh, perpus?! kok---" Belum selesai Ardy bicara, Putri langsung memotong perkataan Ardy.
"Duluan ya,,," Potong Putri yang langsung pergi meninggalkan Ardy, Riki, dan Violla.
"Eh?!" Ardy bingung dengan sikap Putri.
"Kalo gitu aku ikut Putri dulu ya Ar," Kata Violla.
"Em." Seru Ardy yang masih kebingungan.
Violla pun pergi menyusul Putri, di sisi lain Ardy hanya terdiam dengan keanehan sikap Violla dan Putri.
"Mereka kenapa ya?!" Tanya Riki.
"Gw juga gak tau, ya udah kantin yuk." Ajak Ardy yang mencoba tidak memikirkannya.
"Yuk lah," Sahut Riki.

Di tengah perjalanan ke perpus, tiba-tiba Violla menarik tangan Putri.
"Tunggu Put." Kata Putri.
"Eh, kenapa Vi." Sahut Putri yang sedikit kaget dengan tarikan Violla.
"Gue mau ngomong ama lo." Ucap Violla dengan raut muka serius.
"Eh?!" Seru Putri sedikit bingun.
"Yuk ke tempat biasa." Ajak Violla menuju Taman depan sekolah tempat biasa mereka mengobrol. Putri hanya terdiam dan mengikuti Violla.
Di taman depan sekolah, Putri dan Violla pun duduk, Violla nampak begitu serius.
"Jadi, apa yang lo mau omongin, serius banget kayaknya." Tanya Putri.
"Lo coba menghindar ya dari Ardy." Seru Violla.
"Eh?!" Putri sedikit terkejut dengan ucapan Violla.
"Oh, bener ya." Seru Violla.
"Eh, gak ada gunanya juga sih nutupi dari lo, karena lo pasti tau." Ucap Putri.
"Alesannya?!" Violla meminta penjelasan.
"Tanpa gue bilang, lo pasti ngerti." Seru Putri.
"Oh, Jadi karena Arya lo coba jaga jarak ke Ardy?!" Kata Violla.
"Gak sepenuhnya bener sih, gue cuma gak mau gue di kira pacaran sama Ardy, jadi dengan jaga jarak, gue kira anggapan itu gak terus meluas." Terang Putri.
"Apa lo yakin kayak gini?!" Tanya Violla.
"Eh?!" Seru Putri.
"Cuma karena lo gak mau di anggap pacaran, lo jaga jarak ke Ardy, lo yakin soal itu?!" Violla tampak sangat serius.
"Soal itu..." Putri bingung menjawab apa.
"Ya, gue gak tau kenapa lo tiba-tiba ambil keputusan begitu, ada satu hal yang harus lo tau." Seru Violla.
"Heh?!" Putri nampak sedikit bingung,.
"Jangan sampai lo kehilangan apa yang gak lo pengen hilangin." Ucap Violla dengan serius.
"Maksud lo apa sih Vi?!" Putri masih bingung.
"Gue tau lo suka sama Arya dan gue yakin karena ucapanya kemaren lo lakuin ini, tapi sekali lagi Put, jangan sampe lo kehilangan sesuatu yang lo gak pengen hilangin, karena lo memaksanya buat hilang." Ucap Violla dengan serius.
"Eh?!" Putri sedikit bingung dengan sikap Violla, tapi dia terus memikirkan maksud dari ucapan Violla.
"Ya, cuma itu sih yang gue mau bilang, selanjutnnya terserah lo deh, coba lo pikirin lagi." Ucap Violla yang langsung meninggalkan Putri yang hanya terdiam dengan ucapan Violla.

Di kantin sekolah, Ardy dan Riki mengobrol seperti biasa sambil menunggu pesanan mereka.
"Eh, btw cewek yang lo tabrak waktu itu, anak kelas mana?" Tanya Ardy memulai obrolan.
"Oh itu, anak Multi B, itu yang murid pindahan yang kita liat pertama kita masuk." Jelas Riki.
"Oh, yang bareng Arya itu?" Sahut Ardy.
"Ho-oh." Seru Riki.
"Cakep gak?" Tanya  Arya tiba-tiba.
"Eh, kenapa lo, nyerah ama Putri." Jawab Riki.
"Yaelah, nanya doang juga." Seru Ardy.
Ketika sedang asik mengobrol, Riki melihat Rena sendiri sambill membawa makanan dan sedang bingung mencari tempat duduk, Riki pun berinisiatif memanggil Rena.
"Rena!!!" Panggil Riki dengan suara lumayan keras.
"Heh, manggil siapa lo,  Rena siapa?!" Seru Ardy yang kaget dengan suara Riki.
"Itu." Tujuk Riki ke Ardy, Riki pun melambaikan tangannya ke Rena, Rena pun menghampiri Riki. "Duduk sini." Sru Riki ke Rena yang sudah di hadapan Arya dan Riki.
"Heh." Seru Rena.
"Iya duduk aja, mumpung kosong, cari bangku kan." Tawar Riki.
"Eh, tapi--" Rena hendak menolak, tapi Ardy tiba-tiba memotong perkataannya.
"Udah sini aja, biasa aja." Kata Ardy.
"Tuh." Seru Riki.
"Ya udah deh." Jawab Rena yang kemudian duduk.

Sejak duduk dengan Ardy dan Riki, Rena hanya terus diam dan memakan makanannya, nampak Rena canggung dengan suasana yang ada, Riki pun mecoba memulai pembicaraan.
"Diem aja Ren, gak berisik." Ucap Riki, memang saat bersama Riki, Rena lebih banyak bicara.
"Heh?!" Seru Rena sedikit terkejut dengan ucapan Riki yang tiba-tiba.
"Gimana kakinya?!" Tanya Riki tentang kaki Rena yang luka.
"Em, udah gapapa kok, kamu liat sendiri kan aku udah bisa jalan." Jawab Rena sambil tersenyum.
"Eh, ini cewek yang lo tabrak toh Rik." Seru Ardy.
"Ya gitu deh." Sahut Riki.
"Wah, sorry ya, Riki emang kalo lari cuma pake kaki, matanya di buang."Ucap Ardy ke Rena dengan nada ejekan.
"Eh?!" Seru Rena.
"Eh apaan lo, lagian kenapa lo harus minta maaf. kampret." Cetus Riki.
"Btw, Belom kenalan nama aku Ardy." Ucap Ardy mengajak kenalan.
"Oh iya, aku Rena." Balas Rena.
"Mau nambah Ren, nanti aku bayarin." Tawar Riki tiba-tiba yang melihat makanan Rena sudah habis.
"Eh, gak usah, aku gak makan sebanyak itu." Tolak Rena.
"Ya gapapa kali, biar gendut." Canda Riki.
"Kacang, kacang," Seru Ardy memndengar candaan Riki.
"Em, gak usah makasih." Usap Rena sambil tertawa kecil. "Oh ya, bukannya kalian biasannya bareng pacar kalian ya." Lanjut Rena yang biasa melihat Riki dan Ardy bersama Violla dan Putri.
"Pacar?!" Seru Riki sedikit kaget.
"Oh, Putri sama Violla maksud kamu, mereka bukan pacar, cuman temen kok, kalo Riki emang pacaran sih sama Violla." Jelas Ardy sambil berbohong soal Riki.
"Hah, apaan lo. Gak, kita semua cuma temenan kok." Terang Riki.
"Oh, kirain pacar kalian." Ucap Rena dengan senyuman,
"Bukan lah, lagian kamu kok tau kita sering bareng?!" Tanya Ardy.
"Oh itu, kalian kan sering ke kantin berempat, satu kantin juga tau kali." Elak Rena yang sebenarnya sering memperhatikan mereka.
"Oh gitu." Seru Ardy.
"Oh ya, cewek yang rambut panjang itu siapa namanya?!" Tanya Rena.
"Yang rambut panjang namanya Putri, yang rambut pendek Violla." Jelas Ardy.
"Em, Putri ya." Seru Rena.
"Iya, emang Putri kenapa?!" Tanya Ardy.
"Enggak, akhir-akhir ini aku sering liat dia ke kelas aku." Jelas Rena.
"Ke kelas kamu?!" Seru Ardy yang terkejut dengan perkataan Rena.
"Ke kelas kamu?! Dia ngapain ke kelas kamu?!" Riki ikut bertanya karena penasaran.
"Dia akhir-akhir ini sering sama Arya?!" Jelas Rena.
"Arya?!" Seru Ardy.
"Heh,,, Arya ya..." Ucap Riki.
"Kenapa Riki?!" Tanya Rena.
"Oh, gapapa kok." Sahut Riki.
"Eh udah mau masuk, aku duluan ya." Kata Rena yang melihat ke jam-nya karena waktu istirahat hampir habis.
"Em, ok. Kita juga mau masuk kelas kok" Balas Rena.
"Gitu, yaudah aku duluan ya." Rena mengulangi perkataannya dan pergi meninggalkan Ardy dan Riki.
"Oy, udah mau masuk." Seru Riki dengan keras ke Ardy yang terlihat sedikit terdiam memikirkan sesuatu.
"Oh, ya, ok." Sahut Ardy yang dengan ekpresi sedikit terkejut dengan suara keras Riki. Mereka pun meninggalkan kantin dan menuju kelas.

Di perjalanan pulang sekolah, Ardy, Putri, Riki, dan Violla tampak tidak asik bercanda seperti biasanya, di sepanjang perjalanan mereka hanya terdiam dan terus berjalan, suasana tak seperti biasa terjadi. Tak terasa mereka sampai di persimpangan jalan pulang.
"Pisah di sini ya."  Ucap Violla, menujuh arah rumahnya bersama Putri, Putri hanya diam dan tersenyum.
"Ok." Sahut Riki yang tidak tau ingin menanggapinya lebih. Ardy juga nampak tak ingin melakukan apapun.
Dalam perjalanan, Ardy bertanya ke Riki  tentang suasana yang terjadi.
"Apa yang salah ya Rik?!" Tanya Ardy tiba-tiba.
"Apanya?!" Riki balik bertanya karena tak tau maksud pertanyaan Ardy.
"Ya tentang hari ini." Terang Ardy.
"Hmmm... Gue juga gak ngerti sih, tapi menurut gue ini ada hubungannya sama apa yang di bilang Rena tadi." Ucap Riki.
"Soal Arya maksud lo?!"  Tanya Ardy.
"Ya, siapa lagi." Seru Riki.
"Cuma karena Arya mereka jadi rubah sikap gini?!" Tanya Ardy heran.
"Menurut gue bukan cuma masalah itu sih, mungkin ada hal lain yang kita gak tau." Jelas Riki.
"Hmmmm...." Seru Ardy.
"Yang jelas kita harus cari tau sih." Ucap Riki.
"Caranya?!" Ardy nampak tak berinisiatif seperti biasannya.
"Aneh lo, biasanya lo langsung nemu cara." Seru Riki.
"Gitu ya, entah kenapa gue merasa pikirin gue tertutup." Kata Ardy yang nampak sangat berfikir sejak tadi.
"Udah kagak usah terlalu di pikirin." Seru Riki mengakhiri obrolan mereka.

Keesokan harinya, akhir pekan sebelum Ujian Akhir Semester, hubungan antara Ardy, Putri, Riki, dan Violla tampak semakin buruk. Pada saat jam istirahat hari ini Putri beralasan sama seperti beberapa hari lalu, begitu pula Violla, Riki yang merasa tak bisa berdiam diri mencoba mencari Violla untuk bertanya tentang apa yang terjadi sebenarnya, dia menemukan Violla di taman belakang sekolah, tempat yang sama saat pertama kali Riki melihat Violla menangis.
"Eh, beneran di sini ternyata." Ucap Riki dengan suara yang lumayan keras sambil berjalan menuju Violla.
"Ngapai lo disini?!" Seru Violla dengan nada judes seperti biasannya.
"Nyariin lo?!" Kata Riki.
"Hah?! Ngapain lo nariin gue?!" Seru Violla.
"Kangen gue." Ucap Riki dengan candaan.
"Hah?!" Seru Violla dengan raut sedikit bingung.
"Ada sesuatu yang mau gue tanyain, boleh kan?!" Kata Riki.
"Gak!" Cetus Violla.
"Oh boleh ya, gue duduk kalo gitu." Ucap Riki yang cuek dengan balasan Violla yang kemudian duduk di sebelah Violla.
"Gue bilang gak boleh, ini siapa juga yang nyuruh lo duduk." Seru Violla dengan sikap judesnya.
"Ada yang mau lo omongin ya sama Ardy dari kemaren?!" Tanya Riki tiba-tiba tanpa peduli perkataan Violla.
"Hah?!" Seru Violla yang sedikit terkejut dengan pertanyaan Riki.
"Jawab aja sih." Kata Riki.
"Apaan sih lo..." Violla masih mencoba tak merespon pertanyaan Violla.
"Apa itu soal Arya?!" Riki tetap melanjutkan pertanyaannya.
"Eh?!" Violla semakin terkejut dengan pertanaan Riki.
"Jawab aja sih, gak usah di tutupin, siapa tau gue bisa bantu." Kata Riki.
Violla terdiam sejenak sambil hanya melihat kebawah, tak lama kemudian dia melihat ke arah Riki.
"Kenapa lo tau gue nutupi sesuatu sih Rik..." Seru Violla dengan raut wajah kesal.
"Eh, jangan salah paham lo, lagian kalo boong jangan keliatan banget." Kata Riki yang memang sebenarnya bisa mengerti perasaan Violla.
"Hah?!" Seru Violla dengan raut wajah semakin kesal.
"Eh, santai aja kali, jadi gimana?!" Riki mencoba menanyakan masalahnya.
"Iya, itu soal Arya." Violla muali tenang dan mencoba menjelaskannya ke Riki.
"Oh, ternyata bener ya, jadi Arya kenapa?!" Ucap Riki kembail bertanya.
"Sebenernya Putri lagi deket sama Arya." Jelas  Violla.
"Karena itu dia jauhin Ardy?!" Tanya Riki.
"Bukan cuma karena itu sih." Jawab Violla.
"Jadi ada yang lain ya?!" Riki kembali bertanya.
"Dia gak mau di anggap pacaran sama Ardy, karena waktu pertama kali dia ketemu Arya, dia di anggep pacarnya Ardy." Terang Violla.
"Oh, jadi gitu ya..." Seru Riki.
"Lagian lo juga kan yang nyebarin kabar itu?!" Ucap Violla.
"Loh, kok gue?! gue cuma pernah bilang kalo Ardy nembak Putri, bukannya pacaran." Jelas Riki.
"Itu dia masalahnya, Ardy gak pernah mau jawaban 'gak' kan dari Putri, karena itu mereka di anggep pacaran, karena Ardy gak pernah di tolak Putri" Seru Violla.
"Oh jadi gitu ya, jadi ini yang dari kemaren mau lo omongin sama Ardy." Ucap Riki.
"Tapi gue gak pernah bisa omongin." Kata Violla yang nampak kesal dengan dirinya sendiri.
"Itu karena sebagian dari lo sebenernya seneng dengan keadaan ini." Ucap Riki.
"Hah?! Apa maksud lo." Seru Violla yang kesal dengan perkataan Ardy.
"Lo suka kan sama Ardy?!" Kata Riki tibs-tiba.
"Hah?!" Seru Violla yang kaget Riki tau perasaannya ke Ardy.
"Gak usah kaget sih, semua orang juga bakal tau kalo liat sikap lo ke Ardy." Kata Riki dengan santai.
"Eh?!" Violla tak dapat bereaksi banyak dengan perkataan Riki.
"Sebagian dari lo sebagai sahabat Putri gak pengen keadaan kayak gini terus berlanjut, tapi perasaan lo ke Ardy mengalahkan itu dan membuat lo seneng dengan keadaan ini." Violla tidak bisa membantah perkataan Riki. "Tapi yang jelas itu bukan salah lo, karena semua orang ungkin bakal ngelakuin hal yang sama, jangan terlalu di pikirin, biar nanti gue yang ngomong ke Ardy." Kata Riki sambil tersenyum ke arah Violla, Violla hanya terdiam. "Itu aja yang gue tanyain, kalo gitu gw duluan, jangan terlalu di pikirin." Ucap Riki yang memberantaki rambut Violla sambil tersenyum, Violla nampak menatap ke Arah Riki setelah Riki memberantaki rambutnya dan dia tampak tak marah seperti biasanya, Riki membalas tatapan itu dengan senyuman dan pergi meninggalkan Violla.

Pada saat pulang sekolah, seperti biasa Ardy, Riki, Putri, dan Violla pulang berssama-sama, namun suasananya masih bellum cari sepertti biasanya. Setelah berjalan cukup jauh, Ardy tiba-tiba memanggil Putri.
"Put, tunggu bentar!" Seru Ardy pada Putri, Putri pun berhenti berjalan, bigitu juga Violla yang berjalan di depan Ardy dan Riki.
"Eh, ada apa?!" Putri menjawab sambil sedikit canggung tak seperti biasannya.
"Rik, Vi, kalian boleh duluan gak, ada yang mau aku omongin sama Putri." Pinta Ardy untuk meninggalkannnya berdua bersama Putri.
"Oh, gitu, oke kita duluan." Tanpa basa basi Riki langsung mengiyakan permintaan Ardy.
"Eh?!" Violla kaget dengan ucapan Ardy.
"Udah, ayo buruan." Ajak Riki ke Violla sampil menarik tangannnya meninggalkan Putri dan Ardy.

Ardy dan Putri sudah berdua sekarang, terhenti di jalan menuju pulang. Putri yang sedikit bingung coba menanyakan maksud dari tindakan Ardy.
"Jadi, ada apa?!" Tanya Violla.
"Aku udah denger semuanya dari Riki." Kata Ardy.
"Eh?!" Seru Putri yang bingung dengan perkataan Ardy.
"Tentang Arya dan-----"

*Maaf atas keterlambatan update
**Untuk chapter selanjutnya masih di kerjakan
***Sekarang update secara acak karena kesibukan, jadi bagi yg masih baca harap maklum
****Thanks for read

Comments